Original From : http://m-wali.blogspot.com/2011/12/cara-membuat-menu-blog-keren-dan-cantik.html#ixzz1jaK1YtVq

Senin, 07 Januari 2013

pelumas dan pelumasan.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENAGANTAR ii
DAFTAR ISI 1
BAB I     PENDAHULUAN 2
BAB II    KLASIFIKASI MINYAK PELUMAS 3
BAB III   SIFAT-SIFAT UMUM PELUMAS 7
BAB IV  PELUMAS MESIN DAN PELUMAS RODA GIGI (CHASIS) 9
BAB V    MENENTUKAN PELUMASAN YANG COCOK 17
BAB VI  PELUMAS YANG DIPASARKAN 20
A.      MESIN-MESIN 2 LANGKAH 20
B.      MESIN-MESIN 4 LANGKAH 21
BAB VII PELUMAS CHASIS/RODA GIGI PELUMAS SEMI PADAT (GEMUK) 27
BAB VIIIPENUTUP 34
DAFTAR PUSTAKA

 









BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
            Pelumasan adalah komponen yang sangat pening pada kendaraan, terutama pada komponen mesin ang selalu bergerak, dengan adanya pelumasan maka akan sangat membantu proses pembakaran pada mesin, selain itu juga akan dapat menahan panas serta mencegah keausa pada komponen yang selalu bergesekan.  Maka dari itu pelumasan itu harus diperhatikan, mulai dari kekentalannya hingga warnanya, kalo perluu dilakukan pengecekan secara berkala.
            Pelumasan itu bermacam-macam jenisnya, mulai dari tingkat daya guna, tempat pelumasannya, hingga daripada bahan dasarnya.
B.      Rumusan Masalah
1.      Apa itu pelumasan?
2.      Bagaimana klasifikasi minyak pelumas?
3.      Bagaimana sifat-sifat umum pelumasan?
4.      Bagaimana pelumasan pada mesin dan roda gigi?
5.      Apa pelumasan yang cocok pada kendaraan?
6.      Bagaimana itu pelumasan dengan gemuk ?
C.      Tujuan 
1.      Menjelaskan pengertian pelumasan.
2.      Menjelaskan klasifikasi minyak pelumas.
3.      Mengetahui sifat-sifat umum pelumasan.
4.      Menjelaskan pelumasan pada mesin dan roda gigi.
5.      Mengetahui pelumasan yang cocok pada kendaraan.
6.      Menjelaskan pelumasan menggunakan gemuk.

BAB II
KLASIFIKASI MINYAK PELUMAS
A.     MENURUT TINGKAT DAYA GUNA
Klasifikasi minyak mesin adalah tingkat daya guna yang dapat dicapai oleh minyak mesin dengan membandingkan persyaratan resminya seperti A.P.I, S.A.E, A.S.T.M, US Military Spesification, U.K. Defence Spesification dan sebagainya. Syarat-syarat ini menetapkan beberapa macam standar kondisi mesin, jumlah karbon, endapan atau lapisan minyak rengas atau pernis, pemakaian dsbnya yang dapat disepakati atau ditolerir pada saat memakai minyak pelumas tersebut pada sebuah mesin.
Pada tahiun 1952, klasifikasi tersebut digantikan dengan membagi menjadi dua kelas:
Ø  Motor Bensi ML untuk pekerjaan ringan, MM untuk pekerjaan sedang dan MS untuk pekerjaan berat.
Ø  Motor Diese DC untuk pekerjaan ringan, DM untuk pekerjaan standar dn DS untuk pekerjaan berat.
Sejak 1969, American Petroleum Institute API, American Society of Testing anda Materials ASTM dan Society of Automotive Engineers (SAE) memutuskan bekerja sama memperkenalkan suatu sistem yang baru untuk klasifikasi minyak pelumas motor. Klasifikasi tersebut dirancang berdasarkan test motor (mesin) dan tingkt daya guna (performance levels) dengan daftar sebagai berikut:
v  Motor Bensin SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG
S singkatan dari Service Station dan A s/d G menunjukkan tingkat daya guna bermacam-macam tipe minyak pelumas yang dijual melalui service station.
v  Motor Diesel CA, CB, CC, CD, CE
C adalah singkatan dari Commercial Wholesalers atau pedagang besar dan A s/d E menunjukkan tingkat daya guna dari bermacam-macam jenis minyak yang dijual melalui grosir-grosir (Comemercial Wholesalers).
Untuk mengetahui tingkat daya gunanya, fungsinya dapat diterangkan secara singkat sebagai berikut:
1)      SA, minyak ini tidak berisi bahan tambahan dan dipakai untuk motor atau mesin yang beroperasi di bawah kondisi ringan.
2)      SB, minyak yang berisi anti oksidasi dan anti lecet yang dipakai pada motor atau mesin yang beroperasi dengan perlindungan yang minimum.
3)      SC, minyak ini memberikan kemampuan dalam mengontrol lapisan temperatur yang rendah dan tinggi, ketahanan, karat dan korosi. Jenis ini juga dipakai pada mesin yang dibuat tahun 196 sampai 1967.
4)      SD, minyak ini memberikan perlindungan yang lebih banyak terhadap lapisan mesin, temperatur tinggi dan rendah, ketahanan karat, korosi dan digunakan untuk mesin yang dibuat antara tahun 1968 sampai tahun 1971.
5)      SE, minyak ini memberikan perlindungan lebih terhadap oksidasi minyak, lapisan mesin temperatur tinggi dan rendah, karat dan korosi dan dipakai untuk mesin-mesin buatan 1972 ke atas.
6)      SF, minyak ini memberikan perlindungan pemakaian yang meningkat dan pencegahan terhadap oksidasi yang lebih tinggi dibandingkan dengn SE dan dipakan pada motor atau mesin yang dibuat tahun 1980 ke atas.
7)      SG, minyak ini memberikan perlindungan yang baik terhadap oksidasi yang tinggi, putaran mesin yang cepat dan dipakai untuk mesin yang dibuat pada tahun 1988 ke atas.
8)      CA, minyak ini mencegah terjadinya korosi serta endapan temperatur tinggi serta dipakai untuk mesin diesel yang beroperasi di dalam kondisi beban ringan dengan bahan bakar yang berkualitas tinggi dan kadang-kadang untuk motor mesin bensin atau gasolin dalam layanan lunak (mild service).
9)      CB, minyak ini memberkan perlindungan atau mencegah terhadinya aus dan endapan. Dipakai untuk mesin diesel yang beroperasi dengan beban ringan dan berat dengan bahan bakar berkadar belerang tinggi.
10)  CC, minyak ini bekerja untuk melindungi mesin dari endapan (lapisan) temperatur tinggi pada mesin diesel yang dilengkapi dengan alat penambah tenaga yang ringan. Juga untuk memberikan perlindungan terhadap karat, korosi serta endapan temperatur rendah pada motor bensin. Digunakan untuk mesin diesel dengan beban sedang sampai berat dan motor bensin dengan beban berat menengah.
11)  CD, minyak ini diperuntukkan guna melindungi korosi pada bantalan poros dan dari endapan temperatur pada mesin diesel yang dilengkapi dengan alat penambah tenaga yang menggunakan bahan bakar berbagai mutu. Mesin diesel tersebut adalah mesin yang mempunyai kecepatan tinggi dan beban tenaga mesin yang tinggi, yang memerlukan kontrol yang efektif terhadap keausan dan endapan.
B.      BERDASARKAN TEMPAT PELUMASANNYA
Terdapat beberapa jenis pelumas yang digunakan pada sepeda motor, diantaranya:
1.      Gemuk (grease) digunakan untuk melumasi rantai roda, bearing roda, gigi reduksi motor starter, dan sebagainya. Terdapat 2 macam  gemuk yang sering digunakan, yaitu:
a.        Calsium soap grease. Digunakan pada pompa oli dan lain-lain. Mempunyai kemampuan tahan panas dan tahan air, sehingga tidak terbawah air meskipun  terkena air.
b.        Lathium soap grease. Digunakan untuk bearing, dari bahan mineral dengan kekentalan rendah, tahan panas, tahan pemperatur dingin, tahan air, stabilitas mekanis tinggi sehingga sesuai untuk mesin kecepatan tinggi.
2.      Pelumas mesin 2 tak (oli samping).
Digunakan khusus untuk melumasi poros engkol, batang piston, blok silinder, piston dan ring piston pada motor 2 tak. Mempunyai viskositas lebih rendah dari pada oli mesin sehingga tahanan pompa rendah,  mudah bercampur dengan bensin, mudah dibakar dan mempunyai daya lumas tinggi.
3.      Pelumas mesin (oli mesin)
Pada sepeda motor 2 tak digunakan untuk pelumas gigi transmisi dan kopling, untuk motor 4 tak digunakan untuk melumasi bagian-bagian mesin yaitu poros engkol, batang piston, blok silinder, piston, ring piston, transmisi dan kopling.
C.      BERDASARKAN BAHAN DASAR
a)      Oli mineral yaitu oli yang bahan dasarnya dari proses penyulingan bahan mineral.
b)      Oli Vegetebel yaitu oli yang diperoleh dari bahan tumbuh-tumbuhan yaitu minyak dari tumbuhan jarak. Jenis ini mempunyai sifat pelumas yang baik sehingga sering digunakan untuk recing, namum mempunyai kelemahan harga mahal dan tidak dapat digunakan dalam waktu yang lama, karena proses oksidasi terjadi dengan cepat.
c)      Oli Syntetic, yaitu oli yang dibuat dari bahan dasar produk petroleum seperti ettylene, kemudian diproses secara kimiawi untuk menghasilkan viskositas yang stabil sesuai dengan karakteristik yang diinginkan.  Keunggulan oli jenis ini adalah karakteristik oli relative stabil, mempunyai kemampuan pelumas yang sangat baik
d)      Oli semi syntetic, merupakan paduan antara oli mineral dengan syntetic, menghasilkan kemampuaan pelumas yang baik dengan harga lebih murah dari syntetic.


BAB III
SIFAT-SIFAT UMUM PELUMAS
Sifat-sifat Umum Pelumas Pelumasan
1.      Appearance. Rupa pelumas dengan melihat keadaan visualnya dan dapat menunjukkan:
·      clear: Pelumas terlihat jernih.
·      hazy: Pelumas terlihat tidak jernih/berkabut. Pada pelumas baru, hazy menunjukkan adanya air atau uap air yang terdapat pada pelumas.
·      dark: Bila appearance terlihat dark atau gelap, ini dapat menunjukkan adanya kandungan produksi oksidasi dari pelumas atau bahan bakar.
2.      Spesific Grafity (SG). Adalah perbandingan berat minyak dan air yang mempunyai volume yang sama pada suhu tertentu. Pemeriksaannya dengan alat standar untuk tujuan tersebut.
3.      Warna (color). Untuk mengetahui sifat visual pelumas sehingga dapat diinterprestasikan sifat fisiknya secara cepat kemudian dapat dilakukan analisa keadaan sebenarnya dari pelumas.
4.      Viscosity/kekentalan. Adalah besarnya tahanan aliran yang dimiliki setiap fluida termasuk pelumas. tingkat kekentalan merupakan sifat fisik fluida yang berubah terhadap perubahan temperaturnya, sehingga pengukuran kekentalan harus disertai dengan pengukuran suhu pada waktu yang bersamaan. Metode pengukuran viskositas pelumas antara lain:
-          Viscocity Kinematic (Centistokes-Cst).
-          Derajat Engler, diukur pada suhu 20°C,50°C dan 100°C.
-          Second Redwood, diukur pada suhu 70°F,140°F dan 200°F.
-           Second Universal Saybolt, diukur pada suhu 100°F dan 210°F.
-          Nomor SAE
5.      Viscocity Index (VI). Merupakan besarnya angka index atau skala kekentalan pelumas terhadap perubahan temperature tertentu.Standar temperature pada pengukuran ini adalah 100°F dan 210°F. Pada umumnya menggunakan Kinematic Viscosity. Pelumas yang memiliki VI tinggi tidak banyak mengalami perubahan kekentalan pada perubahan temperature.
6.      Pour Point (titik tuang), menunjukkan temperature terendah dimana pelumas masih dapat mengalir. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kemampuan mengalir pada temperature rendah berhubung dengan daerah pemakaian atau kondisi kerja penggunaan dari pelumas tersebut.
7.      Flash Point (titik nyala), merupakan temperature terendah dimana suatu minyak sudah mampu terbakar oleh adanya letupan bunga api/flash. Maksud pengukuran titik nyala adalah untuk safety precaution atau berhubungan dengan kondisi pemakaian pelumas. Dengan mengetahui titik nyala, dapat diketahui banyak sedikitnya komponen yang menguap karena titik nyala mempengaruhi jumlah pemakaian pelumas.
8.      Total Base Number (TBN), adalah besarnya angka kebasaan pelumas yang mengindikasikan bahwa pelumas tersebut mengandung additive terutama jenis detergent dan dispersant. Angka TBN pada pelumas bekas akan lebih rendah dari pelumas baru. Karena sebagian basa telah digunakan untuk menetralisir asam-asam yang terbentuk ataupun telah dipakai untuk menghancurkan kotoran. Jadi dengan mengukur besarnya angka TBN dapat ditentukan apakah pelumas masih layak pakai.
9.      Total Acid Number (TAN), besarnya angka keasaman pada pelumas yang terbentuk oleh oksidasi pelumas atau karena pengaruh adanya air/uap air.
10.  Oxidation Stability (ketahanan Oksidasi), sifat yang diperlukan pada pelumas untuk melumasi mesin. Kombinasi panas dan udara bila ada kontak dengan pelumas akan menyebabkan oksidasi. Oksidasi akan membentuk asam, pelumas menjadi kental dan akhirnya membentuk lumpur korosif.
BAB IV
PELUMAS MESIN DAN PELUMAS RODA GIGI (CHASIS)
A.     PELUMAS MESIN
PELUMAS MESIN, Oli mesin adalah minyak pelumas yang digunakan untuk melumasi bagian-bagian mesin (mesin bensin maupun solar), dengan fungsi utamanya adalah untuk melumasi bagian-bagian mesin yang bergerak.
Salah satu sifat utama oli mesin adalah sebagai pembersih/membersihkan bagian-bagian mesin sehingga menghambat korosi, sifat lain adalah merapatkan serta mendinginkan mesin dengan cara membawa dan memindahkan panas dari bagian mesin yang bergerak.
Oli mesin berasal dari senyawa kimia berbasiskan minyak bumi (oli mineral) atau non-minyak bumi (oli sintetis), dengan bahan dasar yang terdiri dari hidrokarbon yang dicampur dengan polyalphaolefins dan olefin polyinternal serta senyawa organik karbon dan hidrogen.
Minyak pelumas mesin pada umumnya dipakai untuk mesin-mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) seperti mobil dan sepeda motor, demikian pula mesin kendaraan berat; bus dan truk serta mobil komersial lainnya, juga sebagai pelumas mesin kendaraan non jalan raya seperti go-karts, mobil salju, kapal/perahu, mesin pemotong rumput, peralatan pertanian bahkan untuk lokomotif dan pesawat terbang serta mesin-mesin statis seperti generator pembangkit listrik.
Seperti yang diketahui bahwa dalam mesin ada komponen/bagian yang bergerak terhadap satu dengan lainnya yang menyebabkan gesekan, kontak antara permukaan yang bergesek itu tentu saja akan mengalami keausan serta dapat mengakibatkan menurunnya efisiensi mesin, akhirnya secara keseluruhan menyebabkan daya mesin menjadi turun serta konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros.
Minyak pelumas menciptakan film oil yang dapat memisahkan antara permukaan komponen bergerak dengan cara meminimalkan kontak langsung antara komponen, tentu saja mengurangi panas yang disebabkan oleh gesekan serta mengurangi keausan, sehingga mesin terlindung dari kerusakan yang lebih cepat. Saat dipakai, oli mesin mentransfer panas secara konveksi, lalu permukaan oli yang panas didinginkan oleh udara melalui ventilasi karter mesin (PCV).
Pada mesin bensin, waktu terjadi proses pembakaran maka suhu ring dan piston serta silinder mesin dapat meningkatkan tempertur oli mesin sampai 160 ° C, sedangkan pada mesin diesel suhu oli mesinnya lebih dari 300 ° C. Oli mesin diesel yang lebih kental juga menyebabkan suhunya menjadi lebih tinggi dibandingkan oli mesin mesin bensin yang lebih encer Kerana sifat oli dapat melapisi bagian-bagian mesin yang bergesak, maka oli mesin akan menghambat proses oksidasi saat suhu mesin tinggi, sehingga bisa mencegah timbulnya korosi pada bagian-bagian tersebut, tentu saja sifat anti oksidasi/anti korosi sudah ditambahkan pada oli.
Oli mesin juga juga memiliki sifat detergen untuk membantu menjaga komponen mesin tetap bersih dan juga memperlambat kotornya oli itu sendiri.
Saat komponen mesin saling bergesekan pasti menghasilkan beberapa partikel logam halus, partikel tersebut bisa beredar bersama oli dan masuk ke dalam bagian-bagian yang bergesek sehingga bisa meningkatkan keausan mesin, oleh kerana itu biasanya oli disirkulasikan meliwati filter untuk menyaring partikel-partikel berbahaya itu, serta pompa oli berfungsi agar oli mesin dapat beredar dalam sistem untuk melumasi bagian-bagian yang diinginkan.
Pada karter mesin, oli melumasi bagian-bagian yang berputar seperti poros engkol dan bantalannya, demikian pula batang penggerak piston, pin piston dll.
Pelumasan mesin tidak berhenti di poros engkol sampai ring piston saja, akan tetapi pelumas diedarkan oleh pompa oli sampai ke mekanisme katup, lalu oli mesin turun dan mengumpul kembali pada karter/bagian bawah dari mesin.
1.      SIFAT OLI
Oli terbuat dari „petroleum hydrocarbon“ yang berasal dari minyak mentah, dengan tambahan berbagai aditif untuk meningkatkan sifat tertentu. Sebagian besar oli mesin umumnya terdiri dari hidrokarbon antara 18 dan 34 atom karbon per molekul.
Salah satu sifat yang paling penting adalah oli harus membentuk ”oil film“ dan film oli ini harus dapat bertahan selama mungkin diantara kedua permukaan bagian-bagian mesin yang bergesekan. Kekentalan oli (viskositas) dapat dianggap sebagai "ketebalan" atau ukuran resistansi oli ketika mengalir. Tetapi untuk mempertahankan film oli, maka diperlukaan viskositas yang tinggi, namun kenyataannya adalah kekentalan minyak pelumas juga harus cukup rendah agar minyak pelumas dengan mudah dapat mengalir dalam bagian-bagian mesin yang bergerak dengan segala kondisinya, oleh karena itu pemilik kendaraan haruslah sangat hati-hati memilih tingkat kekentalan (viskositas) oli mesinnya.
Indeks viskositas juga sebuah petunjuk seberapa banyak perubahan viskositas oli akibat perubahan suhu. Indeks viskositas oli yang lebih tinggi berarti perubahan kekentalan oli hanya sedikit berkurang jika suhunya naik, dibandingkan dengan indeks viskositas oli yang lebih rendah.
Oli yang komposisinya sebagian besar terdiri dari hidrokarbon tentu saja dapat terbakar jika tersulut, oleh karena itu salah satu sifat oli harus tidak mudah terbakar dan tidak mudah menguap, karena jika oli menguap akan mengakibatkan oli tersebut mudah terbakar, hal ini sangat berbahaya bagi mesin itu sendiri, Jadi oli mesin harus memiliki titik nyala yang tinggi, meskipun komposisi dasarnya terbuat dari hidrokarbon.
Karakter lain dari oli harus dapat menetralisir sifat asam, dan oli mesin harus meliwati sejumlah pengetesan terhadap kandungan seng, posphor, atau kandungan sulful dalam oli tersebut, yang penting lainnya adalah oli harus tidak berbusa selama dipakai untuk melumasi bagian-bagian mesin.
Pada oli juga dilakukan test penguapan fisik pada suhu yang tinggi, dalam sertifikasi API Service ditetapkan bahwa penguapan maksimum 15% dibolehkan untuk memenuhi standard API SL . Beberapa OEM otomotif menghendaki bahwa tingkat penguapan oli mesin harus lebih rendah dari 10%.
2.      KLASIFIKASI OLI
Kekentalan Oli Menurut SAE Society of Automotive Engineers (SAE) telah menetapkan sebuah sistem kode penomoran untuk klasifikasi oli berdasarkan kekentalannya, tingkat kekentalan oli berdasarkan SEA itu adalah.: 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30, 40, 50 atau 60.
Jika angka-angka 0, 5, 10, 15 dan seterusnya disispkan huruf W ditengahnya, maka oli itu mempunyai tingkat kekentalan yang berbeda pada saat (musim) dingin, dengan kata lain oli akan lebih encer pada suhu dingin dan lebih kental pada saat panas. Jenis tingkat kekentalan oli seperti ini diesebut dengan “multy grade oil“. Contohnya 20W50 berarti tingkat kekentalannya menurut SAE adalah 20 pada saat dingin dan menjadi kekentalan SAE 50 pada waktu panas.
Pengujian tingkat kekentalan oli dilakukan oleh SAE dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah oli mengalir melalui lubang pengetes standar pada suhu yang ditentukan. Semakin lama waktu yang diperlukan oleh oli mengalir maka angka kekentalannya semakin tinggi dengan kata lain semakin besar angka SAE-nya semakin kental oli tersebut.
Oli yang dibutuhkan untuk gardan dan transmisi manual memerlukan tingkat kekentalan SAE semakin tinggi, meskipun saat ini sudah ada transmisi manual menggunakan ATF.
Oli mesin memiliki range suhu yang sangat lebar saat digunakan, mulai dari temperatur yang sangat rendah waktu musim dingin (ketika kendaraan akan dihidupkan) misalnya suhu -10 derajat C, sedangkan ketika mesin hidup dan sudah mencapai temperatur kerja maka suhu oli bisa mencapai 160 derajat C . Sesuai dengan sifatnya bahwa oli akan kental pada suhu rendah dan menjadi lebih encer jika temperturnya lebih tingi. tetapi dalam pemakainnya diharapkan hanya terjadi perbedaan angka kekentalan satu tingkat saja, meskipun dalam perbedaan suhu yang ekstrim.
Untuk menjaga perbedaan angka viskositas pada oli paling banyak hanya satu tingkat dalam range suhu yang ekstrim, maka dalam oli ditambahkanlah additive khusus yang disebut dengan “polymer additive“.
Polymer additive yang dicampurkan pada oli, menghasilkan oli multi-grade, dengan tujuan bahwa mesin dapat menggunakan oli yang sama waktu musim dingin maupun waktu musim panas, bahkan ketika awalnya oli multi grade di kembangkan maka masyarakat menyebutnya dengan oli segala musim.
Standard American Petroleum Institute (API Service)
American Petroleum Institute (API) menetapkan standar kinerja minimum untuk minyak pelumas mesin. Seperti diketahui bahwa minyak pelumas berfungsi sebagai pelumas bagian-bagian mesin yang bergerak, pendingin komponen serta berfungsi juga sebagai pembersih untuk bagian-bagian mesin, Karena multi fungsi dari minyal pelumas tersebut maka API mengklasifikasikan oli pada 5 kelompok yaitu.
·         Kelompok I: Bahan dasar dari minyak pelumas terdiri dari minyak bumi yang didistilasi, selanjutnya dimurnikan untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu seperti tahan oksidasi dan menghilangkan parafin (lilin).
·         Kelompok II: Bahan dasarnya sama seperti kelompok I, tetapi telah di “hydrocracked” untuk lebih menyempurnakan dan memurnikannya.
·         Kelompok III: Bahan dasar karakteristiknya mirip dengan bahan dasar Kelompok II, tetapi pada Kelompok III bahan dasar tersebut telah memiliki index viskositas yang lebih tinggi.
·         Kelompok IV:Dengan bahan tambahan polyalphaolefins (PAOs).
·         Kelompok V: bahan dasar ester poliol, glikol polialkilena (PAG Oil), dan perfluoropolyalkylethers (PFPAEs).
Kelompok I dan II sering disebut sebagai oli mineral dan kelompok III dan IV adalah sintetis (kecuali di Jerman dan Jepang, merEka tidak menyebutnya dengan sintetis) meskipun grup ini adalah oli sintetis.
API Service memiliki dua klasifikasi umum yaitu S (berasal dari kata “spark ignition”) yang dipakai untuk jenis mobil penumpang dan truk ringan dengan mesin bensin dan klasifikasi C berasal dari kata "comersial" (dipakai untuk mesin dengan penyalaan kompresi/mesin diesel). Oli mesin yang telah diuji dan memenuhi standar API dapat menampilkan kode “API Service” yang juga dikenal dengan simbol "Donut" pada kemasan olinya, agar konsumen mengetahui bahwa oli tersebut sudah memenuhi standar klasifikasi API Service.
Misalnya; Oli dengan klasifikasi “API Service SN“ yang digunakan untuk mobil penumpang sedan bermesin bensin atau SUV/Truk ringan.
Standar SN diberikan pada oli mesin ini setelah dilakukan berbagai pengetesan pada laboratorium, lalu setelah mendapatkan kualifikasi SN, maka oli ini telah dinyatakan melampaui standar dari seri klasifikasi oli sebelumnya seperti SF, SG, SH, SJ, SM dll.
Dari tulisan di atas dapat diringkas bahwa:
1)      Interval penggantian oli mesin pada umumnya telah ditetapkan oleh pabrik pembuat kendaraan tersebut, silahkan konsultasi pada bengkel yang dipercaya untuk menentukan interval penggantian oli kendaraan Anda.
2)      Kekentalan oli ditetapkan berdasarkan penomoran oleh SEA dan pengetesan standar kinerja minimal minyak pelumas dilakukan oleh API Service
3)      Oli dengan indeks kekentalan (viscositas) yang tinggi dapat membentuk film oli yang bagus pada dua permukaan yang bergesek, akan tetapi oli yang kental itu akan sulit memasuki celah permukan logam yang saling bergesekan.
4)      Oli dengan kekentalan yang lebih tinggi akan lebih sulit berubah kekentalannya dalam suhu yang tinggi dibandingakn dengan oli yang lebih encer.
5)      Oli harus tahan terhadap penguapan, jika oli mudah menguap, maka oli akan gampang terbakar dan volume oli dalam mesin tentu saja lebih cepat berkurang.
6)      Oli sudah dilengkapi dengan berbagai additive, sehingga TIDAK memerlukan penambahan additive lain pada oli kendaraan Anda, bila terjadi penambahan additive dikawatirkan akan merusak additive yang sudah ada pada oli.
7)      Para pemilik kendaraan harus hati-hati dalam menentukan kekentalan (viskositas) oli mesin mobilnya, jika oli terlalu encer dikhawatirkan oli lebih cepat menguap saat mesin panas, jika oli terlalu kental, maka oli akan sulit menerobos permukaan bagian-bagian mesin yang bergesek. Ikuti saran dari pabrik kendaraan untuk memilih oli yang cocok dengan mesin kendaraan Anda, jangan tergiur dengan produk oli baru, karena mungkin saja produk itu kurang cocok untuk mobil Anda. Bertanya/konsultasi pada bengkel langganan yang dipercaya adalah langkah bijak, sebelum segala suatunya terjadi pada mesin mobil kesayangan Anda.
B.      PELUMAS RODA GIGI
Klasifikasi minyak perseneling/roda gigi API digunakan secara luas untuk perseneling dan as roda. Perseneling otomatis, kopling, tenaga putaran pengubah (torque converter), sistem hidrolik traktor dan sebagainya membutuhkan minyak pelumas khusus seperti yang dianjurkan oleh pabriknya. Adapun jenis oli transmisi adalah:
a)      GL-1, minyak ini digunakan untuk automotive spiral bevel dan worm gear axles serta beberapa manual transmision yang beroperasi di bawah kondisi ringan. Biasanya terbuat dari straight mineral oil dan kadang-kadang dengan bahan tambahan seperti anti oksidasi, pencegah karat, pencegah buih dan pour point dipersant, boleh diberikan untuk meningkatkan mutu pelumas.
b)      GL-2, minyak ini dipergunakan untuk automotive worm gear axle yang beroperasi pada beban berat dalam kondisi temparatur rendah dan memberikan pelayanan dimana GL-1 tidak akan mampu.
c)      GL-3, minyak ini diperuntukkan bagi pelumasan transmisi manual dan spiral bevel axles yang beroperasi di bawah kecepatan yang tinggi dan berat dengan kondisi berat ringan.
d)      GL-4, minyak ini digunakan terutama untuk hypoid gears yang beroperasi di bawah kecepatan tinggi, tenaga putaran rendah dan kecepatan rendah serta kondisi tenaga putaran tinggi.
e)      GL-5, minyak ini digunakan untuk hypoid gears yang beroperasi di bawah high speed shock load dan kondisi serupa seperti yang dijelaskan pada GL-4.
f)       GL-6, minyak ini digunakan untuk high offset hypoid gear (di atas offset 2 inci dan kira-kira 25% dari diameter ring gears) pada mobil-mobil penumpang yang beroperasi dengan kecepatan tinggi, kondisi daya guna yang tinggi.


BAB V
MENENTUKAN PELUMASAN YANG COCOK
Adanya kemajuan teknologi menyebabkan pula lahirnya pelumas yang cocok untuk mesin yang bersangkutan. Guna memilih jenis oli yang akan dipakai, sekurang-kurangnya haruslah cocok dengan persyaratan dan kondisi mesin yang dipergunakan. Untuk tujuan tersebut, sifat terpenting yang merupakan dasar pemilihan adalah kekentalan dari pelumas yang akan dipakai serta kesesuaian performance levelnya.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa:
1.      Diperlukan pelumas yang encer, bila putaran cepat, beban rendah dan temperature operasi rendah.
2.      Diperlukan pelumas yang kental, bila putaran rendah, beban berat dan temperatur operasi tinggi.
Pada hakekatnya yang menjadi dasar penilaian pelumas, adalah anjuran atau persyaratan mesin atau buku instruksi (Instruction Manual book).
Pemilihan kekentalan pelumas yang kurang cocok akan menghambat kerja mesin. Penentuan pemilihan atas pelumas yang terlalu encer tidak akan berfungsi dengan baik dan akan menimbulkan kebocoran. Sebaliknya, pemilihan pelumas yang terlalu kental akan menghambat mesin karena tahanan yang tinggi.
Jadi dalam menentukan pelumas yang cocok untuk suatu mesin berdasarkan kekentalan pelumas dan harus sesuai dengan :
·         beban mesin
·          kecepatan putaran
·         temperature kerja mesin
·         system pelumasan yang digunakan
·         umur mesin
·         dll.
Tingkatan mutu pelumas digolongkan oleh beberapa standar (ketentuan). Standar yang lazim dipergunakan adalah standar menurut API Engine Service Classification atau berdasarkan US Military Specification dan pengujiannya harus mempergunakan mesin-mesin penguji. Tingkatan mutu dari pelumas umumnya dicantumkan pada kemasan (drum/kaleng) pembungkus pelumas tersebut. Dalam menentukan mutu pelumas yang sesuai untuk dipakai pada suatu mesin ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, antara lain:
-           kondisi kerja mesin
-           bagian mesin atau peralatan yang akan dilumasi
-          jenis bahan bakar yang digunakan
-          persyaratan mesin yang dikeluarkan oleh Engine builder, baik yang tercantum pada buku petunjuk maupun yang tertempel pada body mesin.
Petunjuk dari engine builders  merupakan pedoman yang paling sesuai dalam menentukan pelumas. Tingkat kekentalan pelumas yang ditunjukkan dengan angka/nomor SAE bukanlah menunjukkan mutu pelumas. Semakin besar angka SAE berarti pelumas semakin kental. Jadi mutu pelumas tidak diidentifikasi terhadap semakin kentalnya pelumas. Sedangkan tingkatan mutu pelumas hanya ditunjukkan dengan klasifikasi dari API Engine Service atau klasifikasi lainnya yang menunjukkan unjuk kerja pelumas (lihat pada Tabel 5 API Engine Service Classification).
Pabrik pembuat mesin atau peralatan biasanya telah melakukan pengujian mesin sebelum mesin-mesin diproduksi secara komersial. Pengujian tersebut juga meliputi penentuan jenis-jenis bahan bakar dan pelumas yang cocok, kemudian hasil pengujian tersebut dituangkan dalam buku instruksi mesin yang berisi tentang cara perawatan mesin, service periods dan persyaratan mutu pelumas yang dipergunakan.



Tabel 4 SAE VISCOSITY GRADES for ENGINE OILS

Tabel 5 Klasifikasi Performance Pelumas Mesin Bensin Menurut API




BAB VI
PELUMAS YANG DIPASARKAN TERDIRI DARI MESIN-MESIN 2 LANGKAH DAN 4  LANGKAH
A.    Mesin 2 Langkah
Sistem pelumasan pada motor 2 tak atau 2 langkah berbeda dengan sistem pelumas motor 4 tak (4 langkah). Jika pada motor 4 langkah pelumasan hanya memakai 1 macam oli saja, jika pada motor 2 langkah pelumasan terbagi menjadi 2 bagian/macam. Pelumas pertama untuk melumasi bagian trasmisi saja, dan pelumas kedua untuk melumasi bagian ruang as-kruk atau bagian di belakang piston.
Pelumasan dibuat berbeda karena ruang transmisi dan ruang engkol (kruk-as) terpisah. Pelumasan pada ruang engkol dibuat tercampur dengan bahan bakar dengan perbandingan tertentu dan kekentalannya lebih encer bila dibandingkan dengan pelumas untuk transmisi. Tetapi dengan seiringnya kemajuan teknologi, pencampuran pelumas untuk ruang kruk-as dan silinder dibuat sistem injeksi atau nosel.
Pada pelumasan mesin 2 langkah SUZUKI lebih dikenal dengan nama SUZUKI CCI atau SUZUKI Crankshaft - Cylinder oil Injection yang artinya pelumas di injeksikan ke kruk-as dan silinder. Biasanya sistem SUZUKI CCI mengalirkan pelumas dengan bantuan pompa oli dari wadah oli ke 2 selang atau saluran, saluran pertama bertugas melumasi laher as-kruk dan di teruskan ke setang piston untuk melumasi pen piston. Saluran kedua bertugas melumasi dinding silinder dan salurannya bermuara di lubang masuk bahan bakar(intake manifold). Dan sisa pelumasan akan ikut terbakar bersama bahan bakar.
Untuk motor berkapasitas mesin kecil, biasanya memakai tipe kopling basah. Nah untuk motor$20tipe 2 tak, pelumasan kopling menjadi satu dengan pelumasan transmisi. Karena oli motor 2 tak tercampur dengan bahan bakar maka pada motor 2 tak hanya ada 2 ring piston kompresi tidak ada ring oli seperti halnya motor 4 tak.
B.      Mesin 4 Langkah
Sistem pelumasan mesin pada motor 4 langkah (4Tak) hanya menggunakan 1 macam oli untuk melumasi seluruh bagian komponen mesin motor mulai dari komponen ruang bakar, komponen kopling dan komponen Transmisi. Oleh sebab itu di butuhkan oli sesuai dengan spasifikasi khusus untuk motor.
Sistem pelumasan untuk motor berbeda dengan sistem pelumasan mobil meskipun sama - sama menggunakan mesin 4 langkah. Karena pelumasan pada mobil antara ruang bakar,transmisi dibuat berbeda dan koplingnya dibuat sistem kering seperti halnya motor matic.
Pada motor 4 langkah biasanya pelumas di simpan di bak kruk as (crankcase) dan dialirkan ke seluruh komponen motor dengan bantuan pompa oli dan biasanya disebut Wet sump system. Tetapi ada juga motor yang menyediakan bak penampung pelumas secara terpisah di luar mesin motor atau biasa di sebut Dry sump system.
1.       WET SUMP SYSTEM
Pelumas dari bak kruk-as dipompa ke ruang penggerak katup untuk melumasi komponen noken-as, temlar (pelatuk), batang klep (katup) dan akhirnya di kembalikan ke ruang kruk-as lewat ruang rantai kamrat. Untuk pelumasan pada bagian silinder dan piston biasanya cuma mengandalkan gayungan atau cipratan kruk-as saja, tetapi untuk motor modern seperti SUZUKI telah menggunakan sistem nosel yang yang menyemprot langsung ke dinding silinder dan pelumas akan di sapu ke bawah oleh ring piston pada saat langkah hisap maupun langkah usaha. Untuk kopling dan transmisi biasanya cuma mengandalkan cipratan pelumas saja pada saat mesin bekerja, tetapi ada juga yang mengambil pelumasan dari pompa oli.
2.       DRY SUMP SYSTEM
Pelumas ditampung terpisah dalam tangki oli dan diberikan tekanan pompa oli melalui saluran yang sama dalam sistem wet sump system. Setelah melumasi oli kembali ke raung crankcase dan disalurkan kembali ke tangki oleh pompa. Kopling dan transmisi dilumasi oleh cipratan oli dari pompa ke tangki oli.
C.      Pelumas yang dipasarkan untuk mesin 2 langkah dan 4 langkah
     Pelumas yang dipasarkan untuk mesin-mesin 2 langkah dan 4 langkah itu tergantung dari kualitas dari pelumas itu sendiri, biasanya tingkat kualitas minyak pelumas akan mengikuti harga dari minyak pelumas itu sendiri, kadang kala semakin mahal harga suatu minyak pelumas maka akan semakin bagus kualitasnya pula.
Kualitas oli mesin merupakan kemampuan oli untuk melakukan fungsi pelumas, semakin tinggi putaran mesin dan kemampuan mesin menuntut kualitas oli yang semakin tinggi, untuk  meningkatkan kualitas oli maka pada oli ditambahkan bahan aditif.
Beberapa aditif yang terdapat di oli antara lain:
  1. Oxidation inhibition
  2. Detergents
  3. Dispersants
  4. Anti-foam preventers
  5. Corrosion and rust inhibition
  6. Anti wear additives
  7. Extreme pressure additives

Kualitas oli diklasifikasikan berdasarkan standard API (American Petroleum Institut).  Pada kemasan oli selain informasi viskositas yaitu SAE juga terdapat tulisan API Service. API service pada oli mesin bensin ditulis dengan hurup awal S diikuti abjad. Contoh : SA, SB, SC, SD,SE, SF, SG, SH, SI, SJ.  Semakin tinggi adjad semakin baik kualitas oli, dari contoh tersebut kualitas oli yang paling  baik adalah SJ.



Gb. 6.24  Kemasan oli pelumas produk Pertamina


Nama
Kualitas
Penggunaan
Fastron
API SJ/CF
Kendaraan yang mensyaratkan kualitas SJ, yaitu kendaraan produksi tahun 1997 ke atas, dapat pula digunakan untuk kendaraan dengan persyaratan sebelumnya.
Prima XP
API SJ/CF
Kendaraan yang mensyaratkan kualitas SJ, yaitu kendaraan produksi tahun 1997 ke atas, dapat pula digunakan untuk kendaraan dengan persyaratan sebelumnya yaitu SH dan sebelumnya.
Mesran Super
API SG/CD
Kendaraan produksi tahun 1989 ke atas
Mesran
API SE/CC
Kendaraan produksi tahun 1971ke atas

Perbedaan oli motor 2 tak dengan 4 tak dapat dilihat pula dari kode kualitas oli atau API service. Pada motor 4 tak kode API service untuk motor bensin dengan awalan S, misalnya SF,SH,SG, namun pada oli motor 2 tak API service dengan awalan T, yaitu TA, TB, TC. Semakin tinggi adjad semakin baik kualitas oli, dari contoh tersebut kualitas oli yang paling  baik adalah TC. JASO (Japanese Automobile Standard Organization) membuat standard kualitas pelumas motor 2 tak dimulai dengan huruf F, yaitu FA, FB, FC.
Keuntungan mesin 2 langkah(tak):
1)      Proses pembakaran terjadi setiap putaran poros engkol, sehingga putaran poros engkol lebih halus untuk itu putaran lebih rata.
2)      Tidak memerlukan klep, komponen part lebih sedikit, perawatan lebih mudah dan relatif murah.
3)      Momen puntir untuk putaran lanjutan poros lebih kecil sehingga menghasilkan gerakan yang halus.
4)      Bila dibandingkan dengan mesin empat langkah dalam kapasitas yang sama, tenaga yang dihasilkan lebih besar.
5)      Proses pembakaran terjadi 2 kali, sehingga tenaga lebih besar dari mesin 4 tak.
Kerugian mesin 2 langkah(tak):
1.      Langkah masuk dan buang lebih pendek, sehingga terjadi kerugian langkah tekanan kembali gas buang lebih tinggi.
2.      Karena pada bagian silinder terdapat lubang-lubang, timbul gesekan antara ring piston dan lubang akibatnya ring piston akan lebih cepat aus.
3.      Karena lubang buang terdapat pada bagian silinder maka akan mudah timbul panas.
4.      Putaran rendah sulit didapat Konsumsi pelumas lebih banyak, karena memakai 2 pelumas yaitu oli mesin dan oli transmisi. Oli mesin ikut terbakar dengan bahan bakar.
Ciri-ciri umum sepeda motor mesin dua langkah:
-          Sistem pelumasan mesinnya dicampurkan kedalam bensin maka gas buang mesin dua langkah bewarna putih
-          Suara mesin lebih halus karena setiap dua langkah terjadi satu kali pembakaran bensin
-          Pemakaian bahan bakar lebih boros
-           Menggunakan dua fungsi pelumasan yaitu untuk melumasi ruang engkol, piston, dan dinding silinder untuk pelumasan mesin serta pelumasan transmisi.
-          Memiliki dua buah ring piston, yaitu ring kompresi pertama dan ring kompresi kedua.
Contoh motor SUZUKI yang memakai mesin 2 langkah (2 tak):
·         SUZUKI SATRIA 120 RU
·         SUZUKI TORNADO
·         SUZUKI BRAVO
·         SUZUKI ECONOS (A-100)
·         SUZUKI TS-125
·         SUZUKI TRS, dan lain – lain
Keuntungan mesin empat langkah:
1.      Karena proses pemasukan, kompresi, kerja, dan buang prosesnya berdiri sendiri-sendiri sehingga lebih presisi, efisien dan stabil, untuk putaran dari rendah ke tinggi lebih lebar (500-10000 rpm).
2.      Kerugian langkah karena tekanan balik lebih kecil dibanding mesin dua langkah sehingga pemakaian bahan bakar lebih hemat.
3.      Putaran rendah lebih baik, dan panas mesin lebih dapat didinginkan oleh sirkulasi oli.
4.      Langkah pemasukan dan buang lebih panjang sehingga efisiensi pemasukan dan tekanan efektif rata-rata lebih baik.
5.      Panas mesin lebih rendah dibanding mesin dua langkah.
Kerugian mesin empat langkah:
a)      Komponen dan mekanisme gerak klep lebih banyak, sehingga perawatan lebih sulit.
b)      Suara mekanis lebih gaduh
c)      Langkah kerja terjadi dengan 2 putaran poros engkol, sehingga keseimbangan putar tidak stabil, sehingga diperlukan engine balancer pada motor bersilinder tunggal sebagai peredam getaran.
Ciri-ciri umum sepeda motor mesin empat langkah:
Ø  Gas buang tidak berwarna (kecuali ada kerusakan).
Ø  Bahan bakar lebih irit.
Ø  Menggunakan satu minyak pelumas untuk melumasi ruang engkol, piston, dinding silinder dan transmisi.
Contoh motor SUZUKI yang memakai mesin 4 langkah (4 tak):
a)      SUZUKI SHOGUN
b)      SUZUKI SMASH
c)      SUZUKI SPIN
d)      SUZUKI SKYDRIVE
e)      SUZUKI SKYWAVE/HAYATE
f)       SUZUKI THUNDER
g)      SUZUKI NEX dan lain - lain




BAB VII
PELUMAS CHASIS / RODA GIGI
PELUMASAN SEMI PADAT (GEMUK)
A.     Pelumas
Industri otomotif terus berkembang. Penjualan mobil di Indonesia diperkirakan melebihi 450.000 unit per tahun, sedangkan motor mencapai 5 juta unit. Hal ini membuka celah bisnis yang berhubungan dengan otomotif. Salah satu diantaranya minyak pelumas Produsen selalu berupa menggunakan tehnologi terkini dalam proses pembutan pelumas agar didapatkan produk berkualitas. Pemakaian tehnologi baru, masa pakai yang panjang dari minyak pelumas, bertambahnya efisiensi kerja mesin, mencapai efisiensi tertinggi badan pelumas dunia, sampai dengan ramah lingkungan menjadi propaganda para produsen.
Sebanyak 650 juta liter pelumas pertahun diperlukan pasar. Sayangnya tak semua kosumen pelumas benar-benar paham mengenai pelumas. Kalaupun mulai mengerti, kehadiran advertorial cukup menggoyang ‘keimanan’ kosumen, akhirnya konsumen harus menanggung segala resiko kemudian hari. Bahkan dari pihak bengkel resmi pabrikan masih sedikit perbedaan spesifikasi pelumas antar buku manual kendaraan dengan stiker panduan yang menempel di kap mesin Harus diakui, kurangnya informasi terhadap standar mutu pelumas mermbawa dampak terhadap para pemilik kenderaan. Masyarakat jadi salah memahami. Karena sangat sayang terhadap kendaraannya, maka setiap bulan ganti oli. Dalam pemahamannya makin sering oli maka akan semakin baik. Hal ini ditambah lagi produsen pelumas, karena persaingan, selalu muncul dengan promosi yang membingungkan para konsumen dalam memilih pelumas. Sebut saja merek Top One, Castrol Penzoill, Shell, Evalube, Revtex, Fuchs, Petromas dan lain-lain, yang beriklan dimana mana. Saat ini ada sekitar 200 merek pelumas beredar di Indonesia.
Beberapa tahun lalu pabrikan mobil hanya merekomendasi penggunaan pelumas hingga 2.500 kilometer. Namun saat ini mobil mobil generasi terbaru merekomendasi pemakaian pelumas hingga 15 ribu kilometer. Hal ini karena pelumas dibuat campuran base oil (bahan dasar pelumas) dan aditif. Base oil biasanya berasal dari minyak bumi (mineral oil), tapi ada juga yang berasal bukan dari minyak bumi. Pelumas demikian sering disebut pelumas sentetis. Pelumas sintesis dapat dibuat dari minyak bumi atau minyak nabati (vegertable oil). Konsumen sudah biasa memilih pelumas apakah oil sentesis, semi sintesis atau mineral. 136 Yang jelas, musuh oli adalah panas, Temperatur merupakan faktor utama terjadinya oksidasi. Oksidasi akan meningkat dua kali lipat untuk peningkatan temperatur operasi sebesar 10 oC. Oksidasi merupakan faktor utama yang membatasi umur pemakaian pelumas.
Pelumas bermutu baik memiliki kemampuan mengendalikan kotoran yang masuk ke mesin. Pada pelumas mesin terdapat aditif deterjen dan dispersant yang berfungsi untuk membersihkan jelaga, varnish, dan lacquer (produk oksidasi yang dihasilkan dari teroksidasinya lapisan tipis pelumas pada permukaan metal yang panas). Maka, bila pelumas berubah warna, itu menunjukan bahwa deterjen dan disperant dalam pelumas itu telah bekerja dengan baik sehingga mesin tetap bersih Kondisi kendaran bermotor sangat diperlukan oleh pemeliharaannya. Dengan perawatan yang baik, mobil akan selalu dalam kondisi prima. Bila asal asalan, maka kendaraan akan sering ngadat. Perawatan yang tergolong sederhana tetapi sangat vital adalah penggatian rutin minyak pelumas.
Meski sederhana, jenis perawatan ini sering menyisakan persoalan pemilihan pelumas yang tepat dan hal-hal yang berkaitan dengan penggantiannya. Pasalnya, pelumas dipasaran tidak hanya berbeda merek tetapi juga memiliki berbagai spesifikasi. Selain itu pengantian pelumas (untuk mesin) juga berkaitan dengan penggantian suku cadang lainnya Dalam memilih pelumas jenis kegunaan, kekentalan dan mutu merupakan tiga hal yang menentukan. Dari kegunaan, ada pelumas yang sangat kental seperti gel yang biasa disebut grease atau gemuk. Begitu kentalnya gemuk akan menempel terus kekomponen yang dilumasi dan tidak akan menetes, sehingga cocok untuk komponen-komponen terbuka seperti engsel pintu, sendi sendi batang kemudian (tierod), lengan suspensi, dan lain sebagainya. Untuk melumasi komponen yang sifatnya lebih penting dan rumit seperti mesin, transmisi dan gardan (diferensial), diperlukan pelumas yang lebih encer ketimbang gemuk. Pelumas encer yang biasa disebut oli ini dapat bergerak luwes melalui permukaan komponen yang saling bergesekan.
Selain itu kodisi yang lebih encer ini memastikan setiap permukaanlogam tertutup pelumas Oli untuk mesin lebih encer dari pada yang digunakan pada roda gigi (transmisi, gardan). Ini dimaksudkan agar pelumas dapat disirkulasi melalui saluran-saluran kecil dan sempit dalam mesin dengan lancar. Sedangkan pada roda gigi, pelumas disirkulasi dengan bantuan putaran roda gigi itu sendiri. Dengan tingkat kekentalan tinggi tinggi pelumas terangkat oleh gerigi roda, dan pelumas yang kental dapat meredam suara gesekan lebih baik.
Jadi untuk membedakan pelumas mesin dan pelumas roda gigi, dapat dilihat dari kekentalannya, atau dilihat dari label kemasannya, engine oil atau gear oil. Dari semua jenis pelumas, pelumas mesinlah yang paling penting karena didalam mesin terjadi berbagai macam gesekan yang memerlukan pelicin supaya tidak mudah aus. Karena kerja pelumas pada mesin lebih berat, maka penggantiannya harus lebih sering dibandingkan dengan pelumas lainnya.
Berdasarkan bahan bakunya dibedakan atas dua macam, mineral dan sintesis. Pelumas mineral berbahan dasar minyak bumi. Setelah diolah, minyak bumi ditambah bahan- bahan aditif agar mutu pelumas lebih baik. Pada pelumas modern bisanya bahan aditifnya cukup lengkap, sehingga beberapa merek tidak menganjurkan penambahan aditif atau oil treatment. Sedangkan jenis sintesis adalah pelumas berbahan dasar campuran berbagai macam bahan kimia yang membuat di laborantorium. Umumnya, pelumas sintesis mempunyai tingkat mutu yang lebih tinggi daripada pelumas mineral, namun harganya lebih mahal. Tantangan pelumas adalah mengalir dengan mudah pada waktu mesin start. Oil yang baik akan memberikan proteksi terhadap bagian-bagian yang bergerak, terutama pada temperatur operasi yang relatif tinggi. Ada empat macam kondisi yang harus dicermati dengan seksama, yaitu :
1.      Warna Pelumas
Setiap pelumas mempunyai formula sendiri dalam hal pewarna. Merek yang satu berbeda dengan yang lain. Untuk pelumas yang sedang kita pakai, agar kita dapat mengetahui kondisinya, tarik atau cabut tongkat pelumas (oil sick) dari blok mesin. Setelah itu, perhatikan warnanya. Jika warnanya seperti cokelat susu atau keputih-putihan atau mirip emulsi, ini berarti ada campuran air didalam pelumas. Boleh jadi air dari luar sudah masuk ke bak pelumas melalui celah mesin, biasa juga dari kebicoran cairan pendingin. Warna pelumas bermacam-macam tergantung dari mereknya ada yang berwarna merah, hijau tua, kuning atau ungu. Oli juga dibedakan atas kekentalannya. Dalam kemasan atau kaleng pelumas, biasanya ditemukan kode huruf dan angka yang menunjukkan kekentalannya. Contohnya SAE 40, SAE 90, SAE 10 W-50, SAE 5W-40, dan sebagainya. SAE merupakan kependekan Society of Automotive Engineers atau ikatan ahli tehnik tomotif. SAE mirip organisasi standarisasi seperti ISO, DIN, ZIS dan sebagainya, yang mengkhususkan diri dibidang otomotif. Sedangkan angka dibelakang huruf tersebut menunjukkan tingkat kekentalannya. Maka, SAE 40 menunjukan oli tersebut mempunyai tinggat kekentalan 40 menurut standar SAE. Semakin tinggi angkanya semakin kental pelumasnya. Ada juga kode angka multi grade seperti 10W-50 yang menandakan pelumas mempunyai kekentalan yang dapat berubah–ubah sesuai suhu di sekitarnya. Huruf W dibelakang angka 10 merupakan singkatan kata winter (musim dingin). Maksudnya pelumas mempunyai tinggat kekentalan sama dengan SAE 10 pada saat suhu udara dingin dan SAE 50 ketika udara panas. Oil seperti ini sekarang sangat banyak di pasaran karena kekentalannya luwes (fleksibel) dan tidak cenderung mengental saat udara dingin sehingga mesin mudah di hidupkan di pagi hari.
2.      Jumlah Pelumas
Saat pelumas diganti dengan yang baru, penunjukan pada oil dipstick harus berada pada tanda F (full) atau penuh. Kemudian secara rutin dilakukan pemeriksaan. Perhatikan tanda ketinggian posisi pelumas setiap kali tongkat pengukir dicabut. Kalau dalam satu bulan diperlukan penambahan oli yang agak banyak (topping-up), setengah liter atau lebih, mesin kendaraan patut dicurigai . Sebab penambahan pelumas dalam jumlah yang cukup besar menandakan ada sesuatu yang tidak beres di dalam mesin tersebut.
3.      Keausan Mesin
Penyebab keausan sangat beragam, antara lain adanya celah diantara komponen mesin yang bergesekan terlalu besar. Akibat dari keausan yang sudah berat seperti itu, pelumas mengalami penguapan. Penyebab lain misalnya kebocoran pada sejumlah komponen  mesin, seperti saringan oli, seal yang sudah rapuh, atau gasket yang sudah rusak.
4.      Kekentalan Pelumas
Kualitas oli tak ada hubungannya dengan kekentalan oli. Sebenarnya masalah kekentalan ini hampir sama pada setiap pelumas. Kekentalan pelumas yang baik akan bertahan dalam jangka waktu pemakaian normal. Perhatikan jika ada campuran ”asing”. Artinya pelumas bercampur karena kepala silinder dan blok mesin mengalami kerusakan. Jika tercium bau bensin, meski kerusakan ini jarang terjadi, itu berarti ada kebocoran pada selinder atau pada injector bahan bakar. Semua mesin kendaraan membutuhkan pelumas yang berfungsi mendinginkan, mengurangi gesekan, serta melindungi mesin dari keausan.




B.      Grease/Gemuk
Pelumas secara fisiknya di kategorikan menjadi : 
1. Pelumas Cair 
2. Pelumas Padat
Pada bagian kesempatan ini penulis ingin share pengetahuan  mengenai pelumas padat/ Gemuk/ Grease.
Secara klasifikasi pemakai Pelumas padat ini di kategorikan lagi menjadi :
1. Pelumas padat untuk automotif
2. Pelumas padat untuk industri
Secara proses dalam pembuatan pelumas padat untuk industri dengan automotive tidak  banyak berbeda, yang membedakannya hanyalah additive yang di campurkan dalam pelumas padat tersebut.
Lembaga yang membuat spesifikasi teknik mengenai pelumas padat adalah NLGI  http://www.nlgi.com National Lubricating Grease Institute – International technical trade association yang melayani industri pelumas gemuk dan pelumas roda gigi
Definisi Gemuk / grease / pelumas padat adalah sebuah pelumas dengan kekentalan tinggi. Pada awalnya gemuk digunakan untuk menyebut turunan dari lemak hewan, tetapi kini gemuk secara umum digunakan untuk menyebut pelumas dengan viskositas  lebih tinggi dibanding minyak. Gemuk pada awalnya tersusun dari kalsium, adonan sabun sodium/ lithium dengan pengemulsi minyak mineral. Gemuk adalah pelumas yang memiliki bentuk setengah padat atau padat. Umumnya gemuk dibuat dari bahan oli pelumas cair yang diberi tambahan pengental (thickening agent). Ada dua tipe utama dari bahan pengental (thickening agent) yang biasa dipergunakan, yaitu metalic soap dan non soap. Tipe metalic soap dipakai untuk mayoritas gemuk.
Kelebihan fungsi gemuk yang bersifat padat
Kelebihan gemuk adalah pelumasannya bersifat tahan lama tanpa perlu penambahan karena gemuk tidak dapat mengalir atau menyebar. Kemudian gemuk juga bersifat perapat sempurna untuk pencegah menempelnya benda-benda asing seperti kotoran, gas, dan air pada permukaan yang dilumasi. Alasan lainnya karena gemuk mempunyai daya tahan yang bagus terhadap beban tinggi.
Tujuan penggunaan gemuk adalah untuk memperpanjang umur pakai komponen yang dilumasi.  Gemuk adalah pelumas untuk setiap komponen mobil dan motor yang bergerak. seperti bantalan, engsel dan ball joint. Tujuan penggunaan gemuk adalah untuk memperpanjang umur pakai komponen yang digemuki. Karena banyaknya jenis gemuk yang beredar di pasaran, penggunaan gemuk harus disesuaikan dengan perangkat yang akan dilumasi. Apalagi setiap gemuk memiliki kemampuan kerja yang berbeda. Berikut ini
macam-macam gemuk sesuai kegunaannya :
1.      Gemuk dari bahan dasar sabun (lithium)

Lithium Soap Base Multi Purpose Grease (NLGI #2) memiliki spesifikasi tahan terhadap air dan panas. Penggunaannya pada komponen yang memiliki gerakan kontinyu, seperti mekanik kopling, steering linkage, propeller shaft, shackle pin, dan king pin.
a.       Gemuk jenis ini banyak dipergunakan pada bagian-bagian yang memerlukan pelumasan periodik seperti bantalan roda, lengan penghubung kemudi, poros propeler, king pin, sakel pin. Oleh karena itu sering disebut gemuk serbaguna.
b.      Karakteristik nya : siraman air dan tekanan suhu tinggi
tidak akan mengurangi kemampuan kerja dan daya tahannya.
2.      Gemuk dari bahan dasar sabun molybdenum disulphidelithium Molybdenum Disulfide Lithium Soap Base Grease (NLGI #2) merupakan gemuk berkemampuan tinggi dan mengandung tingkatan gemuk lithium soap base dengan bahan tambahan molybdenum disulfide. Gemuk ini biasanya disebut gemuk chassis spesial atau long life . Biasanya digunakan dalam area yang tahan tekanan tinggi, seperti clutch, ball joints, suspension arms, steering center arm, double Gardan Joints, constant velocity joints dan rack and pinion steering gear.
a.      Gemuk jenis ini biasanya dipakai pada komponen yang jarang diberi pelumasan seperti ball joint, lengan suspensi, lengan tengah kemudi, nakel kemudi, cross-joint, rack end dan rack pinion.
b.      Karakteristiknya : lebih tahan dan juga bisa bekerja pada  beban lebih besar daripada gemuk serbaguna.
3.      Gemuk karet
a.      Gemuk ini biasanya digunakan untuk komponen rem.
b.      Karakteristiknya : terbuat dari bahan nabati (karet) maka sifatnya mencegah komponen karet mengambang.
4.      Gemuk sintetik (synthetic lithium complex / hidroxy lithium complex)
a.      Gemuk jenis ini harganya relatif lebih murah dari jenis yang lain.
b.      Karakteristiknya gemuk ini memiliki kelemahan yaitu kurang tahan terhadap suhu tinggi sehingga mudah memuai.
5.      Gemuk All Purpose Lubricant.
a.      Gemuk jenis ini harganya relatif murah namun kualitasnya tidak kalah bagus maka sering dipakai di bengkel-bengkel.
b.      Karakteristiknya : gemuk ini lebih encer dari gemuk nabati atau sintetik.
Secara singkat pembuatan pelumas Pelumas padat  adalah sebagai berikut :
-          Proses pembuatan sabun (Saponification)
-          Penambahan base oil, additive dan komponen lain
-          Penghalusan struktur/serat
-          Pengeringan/penguapan air dan material lain









PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.    Saran