DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
i
KATA PENAGANTAR
ii
DAFTAR
ISI
1
BAB I PENDAHULUAN
2
BAB II KLASIFIKASI MINYAK PELUMAS
3
BAB III SIFAT-SIFAT UMUM PELUMAS
7
BAB IV PELUMAS MESIN DAN PELUMAS RODA GIGI (CHASIS)
9
BAB V MENENTUKAN PELUMASAN YANG COCOK
17
BAB VI PELUMAS YANG DIPASARKAN
20
A.
MESIN-MESIN
2 LANGKAH
20
B.
MESIN-MESIN
4 LANGKAH
21
BAB VII
PELUMAS CHASIS/RODA GIGI PELUMAS SEMI PADAT (GEMUK)
27
BAB VIIIPENUTUP
34
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelumasan adalah komponen yang sangat
pening pada kendaraan, terutama pada komponen mesin ang selalu bergerak, dengan
adanya pelumasan maka akan sangat membantu proses pembakaran pada mesin, selain
itu juga akan dapat menahan panas serta mencegah keausa pada komponen yang
selalu bergesekan. Maka dari itu
pelumasan itu harus diperhatikan, mulai dari kekentalannya hingga warnanya,
kalo perluu dilakukan pengecekan secara berkala.
Pelumasan itu bermacam-macam
jenisnya, mulai dari tingkat daya guna, tempat pelumasannya, hingga daripada
bahan dasarnya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu pelumasan?
2.
Bagaimana klasifikasi minyak pelumas?
3.
Bagaimana sifat-sifat umum pelumasan?
4.
Bagaimana pelumasan pada mesin dan
roda gigi?
5.
Apa pelumasan yang cocok pada
kendaraan?
6.
Bagaimana itu pelumasan dengan gemuk ?
C.
Tujuan
1.
Menjelaskan pengertian pelumasan.
2.
Menjelaskan klasifikasi minyak
pelumas.
3.
Mengetahui sifat-sifat umum pelumasan.
4.
Menjelaskan pelumasan pada mesin dan
roda gigi.
5.
Mengetahui pelumasan yang cocok pada
kendaraan.
6.
Menjelaskan pelumasan menggunakan
gemuk.
BAB II
KLASIFIKASI MINYAK PELUMAS
A.
MENURUT TINGKAT DAYA GUNA
Klasifikasi minyak mesin adalah tingkat
daya guna yang dapat dicapai oleh minyak mesin dengan membandingkan persyaratan
resminya seperti A.P.I, S.A.E, A.S.T.M, US Military Spesification, U.K. Defence
Spesification dan sebagainya. Syarat-syarat ini menetapkan beberapa macam
standar kondisi mesin, jumlah karbon, endapan atau lapisan minyak rengas atau
pernis, pemakaian dsbnya yang dapat disepakati atau ditolerir pada saat memakai
minyak pelumas tersebut pada sebuah mesin.
Pada
tahiun 1952, klasifikasi tersebut digantikan dengan membagi menjadi dua kelas:
Ø Motor Bensi ML untuk pekerjaan ringan,
MM untuk pekerjaan sedang dan MS untuk pekerjaan berat.
Ø Motor Diese DC untuk pekerjaan ringan,
DM untuk pekerjaan standar dn DS untuk pekerjaan berat.
Sejak 1969, American Petroleum
Institute API, American Society of Testing anda Materials ASTM dan Society of
Automotive Engineers (SAE) memutuskan bekerja sama memperkenalkan suatu sistem
yang baru untuk klasifikasi minyak pelumas motor. Klasifikasi tersebut
dirancang berdasarkan test motor (mesin) dan tingkt daya guna (performance
levels) dengan daftar sebagai berikut:
v Motor Bensin SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG
S singkatan dari Service Station dan A s/d G menunjukkan tingkat daya guna bermacam-macam tipe minyak pelumas yang dijual melalui service station.
S singkatan dari Service Station dan A s/d G menunjukkan tingkat daya guna bermacam-macam tipe minyak pelumas yang dijual melalui service station.
v Motor Diesel CA, CB, CC, CD, CE
C adalah singkatan dari Commercial Wholesalers atau pedagang besar dan A s/d E menunjukkan tingkat daya guna dari bermacam-macam jenis minyak yang dijual melalui grosir-grosir (Comemercial Wholesalers).
C adalah singkatan dari Commercial Wholesalers atau pedagang besar dan A s/d E menunjukkan tingkat daya guna dari bermacam-macam jenis minyak yang dijual melalui grosir-grosir (Comemercial Wholesalers).
Untuk mengetahui tingkat daya gunanya,
fungsinya dapat diterangkan secara singkat sebagai berikut:
1)
SA, minyak ini tidak berisi bahan tambahan dan dipakai untuk
motor atau mesin yang beroperasi di bawah kondisi ringan.
2)
SB, minyak yang berisi anti oksidasi dan anti lecet yang
dipakai pada motor atau mesin yang beroperasi dengan perlindungan yang minimum.
3)
SC, minyak ini memberikan kemampuan dalam mengontrol lapisan
temperatur yang rendah dan tinggi, ketahanan, karat dan korosi. Jenis ini juga
dipakai pada mesin yang dibuat tahun 196 sampai 1967.
4)
SD, minyak ini memberikan perlindungan yang lebih banyak
terhadap lapisan mesin, temperatur tinggi dan rendah, ketahanan karat, korosi
dan digunakan untuk mesin yang dibuat antara tahun 1968 sampai tahun 1971.
5)
SE, minyak ini memberikan perlindungan lebih terhadap
oksidasi minyak, lapisan mesin temperatur tinggi dan rendah, karat dan korosi
dan dipakai untuk mesin-mesin buatan 1972 ke atas.
6)
SF, minyak ini memberikan perlindungan pemakaian yang
meningkat dan pencegahan terhadap oksidasi yang lebih tinggi dibandingkan dengn
SE dan dipakan pada motor atau mesin yang dibuat tahun 1980 ke atas.
7)
SG, minyak ini memberikan perlindungan yang baik terhadap
oksidasi yang tinggi, putaran mesin yang cepat dan dipakai untuk mesin yang
dibuat pada tahun 1988 ke atas.
8)
CA, minyak ini mencegah terjadinya korosi serta endapan
temperatur tinggi serta dipakai untuk mesin diesel yang beroperasi di dalam
kondisi beban ringan dengan bahan bakar yang berkualitas tinggi dan
kadang-kadang untuk motor mesin bensin atau gasolin dalam layanan lunak (mild
service).
9)
CB, minyak ini memberkan perlindungan atau mencegah
terhadinya aus dan endapan. Dipakai untuk mesin diesel yang beroperasi dengan
beban ringan dan berat dengan bahan bakar berkadar belerang tinggi.
10)
CC, minyak ini bekerja untuk melindungi mesin dari endapan
(lapisan) temperatur tinggi pada mesin diesel yang dilengkapi dengan alat
penambah tenaga yang ringan. Juga untuk memberikan perlindungan terhadap karat,
korosi serta endapan temperatur rendah pada motor bensin. Digunakan untuk mesin
diesel dengan beban sedang sampai berat dan motor bensin dengan beban berat
menengah.
11)
CD, minyak ini diperuntukkan guna melindungi korosi pada
bantalan poros dan dari endapan temperatur pada mesin diesel yang dilengkapi
dengan alat penambah tenaga yang menggunakan bahan bakar berbagai mutu. Mesin
diesel tersebut adalah mesin yang mempunyai kecepatan tinggi dan beban tenaga
mesin yang tinggi, yang memerlukan kontrol yang efektif terhadap keausan dan
endapan.
B. BERDASARKAN TEMPAT PELUMASANNYA
Terdapat beberapa jenis pelumas yang digunakan pada
sepeda motor, diantaranya:
1. Gemuk (grease)
digunakan untuk melumasi rantai roda, bearing roda, gigi reduksi motor starter,
dan sebagainya. Terdapat 2 macam gemuk
yang sering digunakan, yaitu:
a.
Calsium
soap grease. Digunakan pada pompa oli dan lain-lain. Mempunyai
kemampuan tahan panas dan tahan air, sehingga tidak terbawah air meskipun terkena air.
b.
Lathium
soap grease. Digunakan untuk bearing, dari bahan mineral dengan kekentalan rendah, tahan panas,
tahan pemperatur dingin, tahan air, stabilitas mekanis tinggi sehingga sesuai
untuk mesin kecepatan tinggi.
2.
Pelumas mesin 2 tak (oli samping).
Digunakan khusus untuk melumasi poros engkol, batang piston, blok
silinder, piston dan ring piston pada motor 2 tak. Mempunyai viskositas lebih
rendah dari pada oli mesin sehingga tahanan pompa rendah, mudah bercampur dengan bensin, mudah dibakar
dan mempunyai daya lumas tinggi.
3.
Pelumas mesin (oli mesin)
Pada sepeda motor 2 tak digunakan untuk pelumas gigi transmisi dan
kopling, untuk motor 4 tak digunakan untuk melumasi bagian-bagian mesin yaitu
poros engkol, batang piston, blok silinder, piston, ring piston, transmisi dan
kopling.
C. BERDASARKAN BAHAN DASAR
a)
Oli mineral yaitu oli yang bahan
dasarnya dari proses penyulingan bahan mineral.
b)
Oli Vegetebel yaitu oli
yang diperoleh dari bahan tumbuh-tumbuhan yaitu minyak dari tumbuhan jarak.
Jenis ini mempunyai sifat pelumas yang baik sehingga sering digunakan untuk
recing, namum mempunyai kelemahan harga mahal dan tidak dapat digunakan dalam
waktu yang lama, karena proses oksidasi terjadi dengan cepat.
c)
Oli Syntetic, yaitu oli
yang dibuat dari bahan dasar produk petroleum seperti ettylene, kemudian
diproses secara kimiawi untuk menghasilkan viskositas yang stabil sesuai dengan
karakteristik yang diinginkan. Keunggulan oli jenis ini adalah karakteristik oli
relative stabil, mempunyai kemampuan pelumas yang sangat baik
d)
Oli semi
syntetic, merupakan paduan antara oli mineral dengan syntetic, menghasilkan
kemampuaan pelumas yang baik dengan harga lebih murah dari syntetic.
BAB III
SIFAT-SIFAT UMUM PELUMAS
Sifat-sifat Umum Pelumas Pelumasan
1.
Appearance. Rupa pelumas dengan melihat keadaan
visualnya dan dapat menunjukkan:
· clear: Pelumas terlihat jernih.
· hazy: Pelumas terlihat tidak jernih/berkabut. Pada pelumas baru,
hazy menunjukkan adanya air atau uap air yang terdapat pada pelumas.
· dark: Bila appearance
terlihat dark atau gelap, ini dapat
menunjukkan adanya kandungan produksi oksidasi dari pelumas atau bahan bakar.
2.
Spesific Grafity (SG). Adalah perbandingan berat minyak
dan air yang mempunyai volume yang sama pada suhu tertentu. Pemeriksaannya
dengan alat standar untuk tujuan tersebut.
3.
Warna (color).
Untuk mengetahui sifat visual pelumas sehingga dapat diinterprestasikan sifat
fisiknya secara cepat kemudian dapat dilakukan analisa keadaan sebenarnya dari
pelumas.
4.
Viscosity/kekentalan. Adalah besarnya tahanan
aliran yang dimiliki setiap fluida termasuk pelumas. tingkat kekentalan
merupakan sifat fisik fluida yang berubah terhadap perubahan temperaturnya,
sehingga pengukuran kekentalan harus disertai dengan pengukuran suhu pada waktu
yang bersamaan. Metode pengukuran viskositas pelumas antara lain:
-
Viscocity Kinematic (Centistokes-Cst).
-
Derajat Engler, diukur pada suhu 20°C,50°C dan 100°C.
-
Second Redwood, diukur pada suhu 70°F,140°F dan
200°F.
-
Second Universal Saybolt, diukur pada suhu 100°F dan 210°F.
-
Nomor SAE
5.
Viscocity Index (VI). Merupakan besarnya angka index
atau skala kekentalan pelumas terhadap perubahan temperature tertentu.Standar
temperature pada pengukuran ini adalah 100°F dan 210°F. Pada umumnya
menggunakan Kinematic Viscosity.
Pelumas yang memiliki VI tinggi tidak banyak mengalami perubahan kekentalan
pada perubahan temperature.
6.
Pour Point (titik tuang), menunjukkan temperature
terendah dimana pelumas masih dapat mengalir. Tujuan pemeriksaan ini adalah
untuk mengetahui kemampuan mengalir pada temperature rendah berhubung dengan
daerah pemakaian atau kondisi kerja penggunaan dari pelumas tersebut.
7.
Flash Point (titik nyala), merupakan temperature
terendah dimana suatu minyak sudah mampu terbakar oleh adanya letupan bunga
api/flash. Maksud pengukuran titik
nyala adalah untuk safety precaution atau berhubungan dengan kondisi pemakaian
pelumas. Dengan mengetahui titik nyala, dapat diketahui banyak sedikitnya
komponen yang menguap karena titik nyala mempengaruhi jumlah pemakaian pelumas.
8.
Total Base Number (TBN), adalah besarnya angka kebasaan
pelumas yang mengindikasikan bahwa pelumas tersebut mengandung additive terutama jenis detergent dan dispersant. Angka TBN pada pelumas bekas akan lebih rendah dari
pelumas baru. Karena sebagian basa telah digunakan untuk menetralisir asam-asam
yang terbentuk ataupun telah dipakai untuk menghancurkan kotoran. Jadi dengan
mengukur besarnya angka TBN dapat ditentukan apakah pelumas masih layak pakai.
9.
Total Acid Number (TAN), besarnya angka keasaman pada
pelumas yang terbentuk oleh oksidasi pelumas atau karena pengaruh adanya
air/uap air.
10.
Oxidation Stability (ketahanan Oksidasi), sifat yang
diperlukan pada pelumas untuk melumasi mesin. Kombinasi panas dan udara bila
ada kontak dengan pelumas akan menyebabkan oksidasi. Oksidasi akan membentuk
asam, pelumas menjadi kental dan akhirnya membentuk lumpur korosif.
BAB IV
PELUMAS MESIN DAN PELUMAS RODA GIGI (CHASIS)
A.
PELUMAS MESIN
PELUMAS
MESIN, Oli mesin adalah minyak pelumas yang digunakan untuk melumasi
bagian-bagian mesin (mesin bensin maupun solar), dengan fungsi utamanya adalah
untuk melumasi bagian-bagian mesin yang bergerak.
Salah satu sifat utama oli mesin adalah sebagai pembersih/membersihkan bagian-bagian mesin sehingga menghambat korosi, sifat lain adalah merapatkan serta mendinginkan mesin dengan cara membawa dan memindahkan panas dari bagian mesin yang bergerak.
Salah satu sifat utama oli mesin adalah sebagai pembersih/membersihkan bagian-bagian mesin sehingga menghambat korosi, sifat lain adalah merapatkan serta mendinginkan mesin dengan cara membawa dan memindahkan panas dari bagian mesin yang bergerak.
Oli
mesin berasal dari senyawa kimia berbasiskan minyak bumi (oli mineral) atau
non-minyak bumi (oli sintetis), dengan bahan dasar yang terdiri dari
hidrokarbon yang dicampur dengan polyalphaolefins dan olefin polyinternal serta
senyawa organik karbon dan hidrogen.
Minyak
pelumas mesin pada umumnya dipakai untuk mesin-mesin pembakaran dalam (internal
combustion engine) seperti mobil dan sepeda motor, demikian pula mesin
kendaraan berat; bus dan truk serta mobil komersial lainnya, juga sebagai
pelumas mesin kendaraan non jalan raya seperti go-karts, mobil salju,
kapal/perahu, mesin pemotong rumput, peralatan pertanian bahkan untuk lokomotif
dan pesawat terbang serta mesin-mesin statis seperti generator pembangkit
listrik.
Seperti
yang diketahui bahwa dalam mesin ada komponen/bagian yang bergerak terhadap
satu dengan lainnya yang menyebabkan gesekan, kontak antara permukaan yang
bergesek itu tentu saja akan mengalami keausan serta dapat mengakibatkan
menurunnya efisiensi mesin, akhirnya secara keseluruhan menyebabkan daya mesin
menjadi turun serta konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros.
Minyak
pelumas menciptakan film oil yang dapat memisahkan antara permukaan komponen
bergerak dengan cara meminimalkan kontak langsung antara komponen, tentu saja
mengurangi panas yang disebabkan oleh gesekan serta mengurangi keausan,
sehingga mesin terlindung dari kerusakan yang lebih cepat. Saat dipakai, oli
mesin mentransfer panas secara konveksi, lalu permukaan oli yang panas
didinginkan oleh udara melalui ventilasi karter mesin (PCV).
Pada mesin bensin, waktu terjadi proses pembakaran maka suhu ring dan piston serta silinder mesin dapat meningkatkan tempertur oli mesin sampai 160 ° C, sedangkan pada mesin diesel suhu oli mesinnya lebih dari 300 ° C. Oli mesin diesel yang lebih kental juga menyebabkan suhunya menjadi lebih tinggi dibandingkan oli mesin mesin bensin yang lebih encer Kerana sifat oli dapat melapisi bagian-bagian mesin yang bergesak, maka oli mesin akan menghambat proses oksidasi saat suhu mesin tinggi, sehingga bisa mencegah timbulnya korosi pada bagian-bagian tersebut, tentu saja sifat anti oksidasi/anti korosi sudah ditambahkan pada oli.
Pada mesin bensin, waktu terjadi proses pembakaran maka suhu ring dan piston serta silinder mesin dapat meningkatkan tempertur oli mesin sampai 160 ° C, sedangkan pada mesin diesel suhu oli mesinnya lebih dari 300 ° C. Oli mesin diesel yang lebih kental juga menyebabkan suhunya menjadi lebih tinggi dibandingkan oli mesin mesin bensin yang lebih encer Kerana sifat oli dapat melapisi bagian-bagian mesin yang bergesak, maka oli mesin akan menghambat proses oksidasi saat suhu mesin tinggi, sehingga bisa mencegah timbulnya korosi pada bagian-bagian tersebut, tentu saja sifat anti oksidasi/anti korosi sudah ditambahkan pada oli.
Oli
mesin juga juga memiliki sifat detergen untuk membantu menjaga komponen mesin
tetap bersih dan juga memperlambat kotornya oli itu sendiri.
Saat komponen mesin saling bergesekan pasti menghasilkan beberapa partikel logam halus, partikel tersebut bisa beredar bersama oli dan masuk ke dalam bagian-bagian yang bergesek sehingga bisa meningkatkan keausan mesin, oleh kerana itu biasanya oli disirkulasikan meliwati filter untuk menyaring partikel-partikel berbahaya itu, serta pompa oli berfungsi agar oli mesin dapat beredar dalam sistem untuk melumasi bagian-bagian yang diinginkan.
Pada karter mesin, oli melumasi bagian-bagian yang berputar seperti poros engkol dan bantalannya, demikian pula batang penggerak piston, pin piston dll. Pelumasan mesin tidak berhenti di poros engkol sampai ring piston saja, akan tetapi pelumas diedarkan oleh pompa oli sampai ke mekanisme katup, lalu oli mesin turun dan mengumpul kembali pada karter/bagian bawah dari mesin.
Saat komponen mesin saling bergesekan pasti menghasilkan beberapa partikel logam halus, partikel tersebut bisa beredar bersama oli dan masuk ke dalam bagian-bagian yang bergesek sehingga bisa meningkatkan keausan mesin, oleh kerana itu biasanya oli disirkulasikan meliwati filter untuk menyaring partikel-partikel berbahaya itu, serta pompa oli berfungsi agar oli mesin dapat beredar dalam sistem untuk melumasi bagian-bagian yang diinginkan.
Pada karter mesin, oli melumasi bagian-bagian yang berputar seperti poros engkol dan bantalannya, demikian pula batang penggerak piston, pin piston dll. Pelumasan mesin tidak berhenti di poros engkol sampai ring piston saja, akan tetapi pelumas diedarkan oleh pompa oli sampai ke mekanisme katup, lalu oli mesin turun dan mengumpul kembali pada karter/bagian bawah dari mesin.
1.
SIFAT OLI
Oli
terbuat dari „petroleum hydrocarbon“ yang berasal dari minyak mentah, dengan
tambahan berbagai aditif untuk meningkatkan sifat tertentu. Sebagian besar oli mesin
umumnya terdiri dari hidrokarbon antara 18 dan 34 atom karbon per molekul.
Salah
satu sifat yang paling penting adalah oli harus membentuk ”oil film“ dan film
oli ini harus dapat bertahan selama mungkin diantara kedua permukaan
bagian-bagian mesin yang bergesekan. Kekentalan oli (viskositas) dapat dianggap
sebagai "ketebalan" atau ukuran resistansi oli ketika mengalir.
Tetapi untuk mempertahankan film oli, maka diperlukaan viskositas yang tinggi,
namun kenyataannya adalah kekentalan minyak pelumas juga harus cukup rendah
agar minyak pelumas dengan mudah dapat mengalir dalam bagian-bagian mesin yang
bergerak dengan segala kondisinya, oleh karena itu pemilik kendaraan haruslah
sangat hati-hati memilih tingkat kekentalan (viskositas) oli mesinnya.
Indeks viskositas juga sebuah petunjuk seberapa banyak perubahan viskositas oli akibat perubahan suhu. Indeks viskositas oli yang lebih tinggi berarti perubahan kekentalan oli hanya sedikit berkurang jika suhunya naik, dibandingkan dengan indeks viskositas oli yang lebih rendah.
Indeks viskositas juga sebuah petunjuk seberapa banyak perubahan viskositas oli akibat perubahan suhu. Indeks viskositas oli yang lebih tinggi berarti perubahan kekentalan oli hanya sedikit berkurang jika suhunya naik, dibandingkan dengan indeks viskositas oli yang lebih rendah.
Oli
yang komposisinya sebagian besar terdiri dari hidrokarbon tentu saja dapat
terbakar jika tersulut, oleh karena itu salah satu sifat oli harus tidak mudah
terbakar dan tidak mudah menguap, karena jika oli menguap akan mengakibatkan
oli tersebut mudah terbakar, hal ini sangat berbahaya bagi mesin itu sendiri, Jadi
oli mesin harus memiliki titik nyala yang tinggi, meskipun komposisi dasarnya
terbuat dari hidrokarbon.
Karakter
lain dari oli harus dapat menetralisir sifat asam, dan oli mesin harus meliwati
sejumlah pengetesan terhadap kandungan seng, posphor, atau kandungan sulful
dalam oli tersebut, yang penting lainnya adalah oli harus tidak berbusa selama
dipakai untuk melumasi bagian-bagian mesin.
Pada
oli juga dilakukan test penguapan fisik pada suhu yang tinggi, dalam
sertifikasi API Service ditetapkan bahwa penguapan maksimum 15% dibolehkan
untuk memenuhi standard API SL . Beberapa OEM otomotif menghendaki bahwa
tingkat penguapan oli mesin harus lebih rendah dari 10%.
2.
KLASIFIKASI OLI
Kekentalan
Oli Menurut SAE Society of Automotive Engineers (SAE) telah menetapkan sebuah
sistem kode penomoran untuk klasifikasi oli berdasarkan kekentalannya, tingkat
kekentalan oli berdasarkan SEA itu adalah.: 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30, 40, 50
atau 60.
Jika
angka-angka 0, 5, 10, 15 dan seterusnya disispkan huruf W ditengahnya, maka oli
itu mempunyai tingkat kekentalan yang berbeda pada saat (musim) dingin, dengan
kata lain oli akan lebih encer pada suhu dingin dan lebih kental pada saat
panas. Jenis tingkat kekentalan oli seperti ini diesebut dengan “multy grade
oil“. Contohnya
20W50 berarti tingkat kekentalannya menurut SAE adalah 20 pada saat dingin dan
menjadi kekentalan SAE 50 pada waktu panas.
Pengujian
tingkat kekentalan oli dilakukan oleh SAE dengan cara mengukur waktu yang
dibutuhkan oleh sejumlah oli mengalir melalui lubang pengetes standar pada suhu
yang ditentukan. Semakin lama waktu yang diperlukan oleh oli mengalir maka
angka kekentalannya semakin tinggi dengan kata lain semakin besar angka SAE-nya
semakin kental oli tersebut.
Oli yang dibutuhkan untuk gardan dan transmisi manual memerlukan tingkat kekentalan SAE semakin tinggi, meskipun saat ini sudah ada transmisi manual menggunakan ATF.
Oli yang dibutuhkan untuk gardan dan transmisi manual memerlukan tingkat kekentalan SAE semakin tinggi, meskipun saat ini sudah ada transmisi manual menggunakan ATF.
Oli
mesin memiliki range suhu yang sangat lebar saat digunakan, mulai dari
temperatur yang sangat rendah waktu musim dingin (ketika kendaraan akan
dihidupkan) misalnya suhu -10 derajat C, sedangkan ketika mesin hidup dan sudah
mencapai temperatur kerja maka suhu oli bisa mencapai 160 derajat C . Sesuai dengan sifatnya bahwa
oli akan kental pada suhu rendah dan menjadi lebih encer jika temperturnya
lebih tingi. tetapi dalam pemakainnya diharapkan hanya terjadi perbedaan angka
kekentalan satu tingkat saja, meskipun dalam perbedaan suhu yang ekstrim.
Untuk
menjaga perbedaan angka viskositas pada oli paling banyak hanya satu tingkat
dalam range suhu yang ekstrim, maka dalam oli ditambahkanlah additive khusus
yang disebut dengan “polymer additive“.
Polymer additive yang dicampurkan pada oli, menghasilkan oli multi-grade, dengan tujuan bahwa mesin dapat menggunakan oli yang sama waktu musim dingin maupun waktu musim panas, bahkan ketika awalnya oli multi grade di kembangkan maka masyarakat menyebutnya dengan oli segala musim.
Polymer additive yang dicampurkan pada oli, menghasilkan oli multi-grade, dengan tujuan bahwa mesin dapat menggunakan oli yang sama waktu musim dingin maupun waktu musim panas, bahkan ketika awalnya oli multi grade di kembangkan maka masyarakat menyebutnya dengan oli segala musim.
Standard
American Petroleum Institute (API Service)
American Petroleum Institute (API) menetapkan standar kinerja minimum untuk minyak pelumas mesin. Seperti diketahui bahwa minyak pelumas berfungsi sebagai pelumas bagian-bagian mesin yang bergerak, pendingin komponen serta berfungsi juga sebagai pembersih untuk bagian-bagian mesin, Karena multi fungsi dari minyal pelumas tersebut maka API mengklasifikasikan oli pada 5 kelompok yaitu.
American Petroleum Institute (API) menetapkan standar kinerja minimum untuk minyak pelumas mesin. Seperti diketahui bahwa minyak pelumas berfungsi sebagai pelumas bagian-bagian mesin yang bergerak, pendingin komponen serta berfungsi juga sebagai pembersih untuk bagian-bagian mesin, Karena multi fungsi dari minyal pelumas tersebut maka API mengklasifikasikan oli pada 5 kelompok yaitu.
·
Kelompok I: Bahan dasar dari minyak pelumas terdiri dari
minyak bumi yang didistilasi, selanjutnya dimurnikan untuk memperbaiki
sifat-sifat tertentu seperti tahan oksidasi dan menghilangkan parafin (lilin).
·
Kelompok II: Bahan dasarnya sama seperti kelompok I, tetapi
telah di “hydrocracked” untuk lebih menyempurnakan dan memurnikannya.
·
Kelompok III: Bahan dasar karakteristiknya mirip dengan bahan
dasar Kelompok II, tetapi pada Kelompok III bahan dasar tersebut telah memiliki
index viskositas yang lebih tinggi.
·
Kelompok IV:Dengan bahan tambahan polyalphaolefins (PAOs).
·
Kelompok V: bahan dasar ester poliol, glikol polialkilena
(PAG Oil), dan perfluoropolyalkylethers (PFPAEs).
Kelompok
I dan II sering disebut sebagai oli mineral dan kelompok III dan IV adalah
sintetis (kecuali di Jerman dan Jepang, merEka tidak menyebutnya dengan
sintetis) meskipun grup ini adalah oli sintetis.
API
Service memiliki dua klasifikasi umum yaitu S (berasal dari kata “spark
ignition”) yang dipakai untuk jenis mobil penumpang dan truk ringan dengan
mesin bensin dan klasifikasi C berasal dari kata "comersial" (dipakai
untuk mesin dengan penyalaan kompresi/mesin diesel). Oli mesin yang telah diuji
dan memenuhi standar API dapat menampilkan kode “API Service” yang juga dikenal
dengan simbol "Donut" pada kemasan olinya, agar konsumen mengetahui
bahwa oli tersebut sudah memenuhi standar klasifikasi API Service.
Misalnya;
Oli dengan klasifikasi “API Service SN“ yang digunakan untuk mobil penumpang
sedan bermesin bensin atau SUV/Truk ringan.
Standar SN diberikan pada oli mesin ini setelah dilakukan berbagai pengetesan pada laboratorium, lalu setelah mendapatkan kualifikasi SN, maka oli ini telah dinyatakan melampaui standar dari seri klasifikasi oli sebelumnya seperti SF, SG, SH, SJ, SM dll.
Standar SN diberikan pada oli mesin ini setelah dilakukan berbagai pengetesan pada laboratorium, lalu setelah mendapatkan kualifikasi SN, maka oli ini telah dinyatakan melampaui standar dari seri klasifikasi oli sebelumnya seperti SF, SG, SH, SJ, SM dll.
Dari
tulisan di atas dapat diringkas bahwa:
1)
Interval penggantian oli mesin pada umumnya telah ditetapkan
oleh pabrik pembuat kendaraan tersebut, silahkan konsultasi pada bengkel yang
dipercaya untuk menentukan interval penggantian oli kendaraan Anda.
2)
Kekentalan oli ditetapkan berdasarkan penomoran oleh SEA dan
pengetesan standar kinerja minimal minyak pelumas dilakukan oleh API Service
3)
Oli dengan indeks kekentalan (viscositas) yang tinggi dapat
membentuk film oli yang bagus pada dua permukaan yang bergesek, akan tetapi oli
yang kental itu akan sulit memasuki celah permukan logam yang saling
bergesekan.
4)
Oli dengan kekentalan yang lebih tinggi akan lebih sulit
berubah kekentalannya dalam suhu yang tinggi dibandingakn dengan oli yang lebih
encer.
5)
Oli harus tahan terhadap penguapan, jika oli mudah menguap,
maka oli akan gampang terbakar dan volume oli dalam mesin tentu saja lebih
cepat berkurang.
6)
Oli sudah dilengkapi dengan berbagai additive, sehingga TIDAK
memerlukan penambahan additive lain pada oli kendaraan Anda, bila terjadi
penambahan additive dikawatirkan akan merusak additive yang sudah ada pada oli.
7)
Para pemilik kendaraan harus hati-hati dalam menentukan
kekentalan (viskositas) oli mesin mobilnya, jika oli terlalu encer dikhawatirkan
oli lebih cepat menguap saat mesin panas, jika oli terlalu kental, maka oli
akan sulit menerobos permukaan bagian-bagian mesin yang bergesek. Ikuti saran
dari pabrik kendaraan untuk memilih oli yang cocok dengan mesin kendaraan Anda,
jangan tergiur dengan produk oli baru, karena mungkin saja produk itu kurang
cocok untuk mobil Anda. Bertanya/konsultasi pada bengkel langganan yang
dipercaya adalah langkah bijak, sebelum segala suatunya terjadi pada mesin
mobil kesayangan Anda.
B.
PELUMAS RODA GIGI
Klasifikasi minyak perseneling/roda gigi API digunakan
secara luas untuk perseneling dan as roda. Perseneling otomatis, kopling,
tenaga putaran pengubah (torque converter), sistem hidrolik traktor dan
sebagainya membutuhkan minyak pelumas khusus seperti yang dianjurkan oleh
pabriknya. Adapun jenis oli transmisi adalah:
a)
GL-1, minyak ini digunakan untuk automotive spiral bevel dan
worm gear axles serta beberapa manual transmision yang beroperasi di bawah
kondisi ringan. Biasanya terbuat dari straight mineral oil dan kadang-kadang
dengan bahan tambahan seperti anti oksidasi, pencegah karat, pencegah buih dan
pour point dipersant, boleh diberikan untuk meningkatkan mutu pelumas.
b)
GL-2, minyak ini dipergunakan untuk automotive worm gear
axle yang beroperasi pada beban berat dalam kondisi temparatur rendah dan
memberikan pelayanan dimana GL-1 tidak akan mampu.
c)
GL-3, minyak ini diperuntukkan bagi pelumasan transmisi
manual dan spiral bevel axles yang beroperasi di bawah kecepatan yang tinggi
dan berat dengan kondisi berat ringan.
d)
GL-4, minyak ini digunakan terutama untuk hypoid gears yang
beroperasi di bawah kecepatan tinggi, tenaga putaran rendah dan kecepatan
rendah serta kondisi tenaga putaran tinggi.
e)
GL-5, minyak ini digunakan untuk hypoid gears yang
beroperasi di bawah high speed shock load dan kondisi serupa seperti yang
dijelaskan pada GL-4.
f)
GL-6, minyak ini digunakan untuk high offset hypoid gear (di
atas offset 2 inci dan kira-kira 25% dari diameter ring gears) pada mobil-mobil
penumpang yang beroperasi dengan kecepatan tinggi, kondisi daya guna yang
tinggi.
BAB V
MENENTUKAN PELUMASAN YANG COCOK
Adanya kemajuan teknologi menyebabkan
pula lahirnya pelumas yang cocok untuk mesin yang bersangkutan. Guna memilih
jenis oli yang akan dipakai, sekurang-kurangnya haruslah cocok dengan
persyaratan dan kondisi mesin yang dipergunakan. Untuk tujuan tersebut, sifat
terpenting yang merupakan dasar pemilihan adalah kekentalan dari pelumas yang
akan dipakai serta kesesuaian performance
levelnya.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa:
1.
Diperlukan pelumas yang encer, bila putaran cepat, beban
rendah dan temperature operasi rendah.
2.
Diperlukan pelumas yang kental, bila putaran rendah, beban
berat dan temperatur operasi tinggi.
Pada hakekatnya yang menjadi dasar penilaian pelumas, adalah
anjuran atau persyaratan mesin atau buku instruksi (Instruction Manual book).
Pemilihan kekentalan pelumas yang kurang cocok akan
menghambat kerja mesin. Penentuan pemilihan atas pelumas yang terlalu encer
tidak akan berfungsi dengan baik dan akan menimbulkan kebocoran. Sebaliknya,
pemilihan pelumas yang terlalu kental akan menghambat mesin karena tahanan yang
tinggi.
Jadi dalam menentukan pelumas yang cocok untuk suatu mesin
berdasarkan kekentalan pelumas dan harus sesuai dengan :
·
beban mesin
·
kecepatan putaran
·
temperature kerja mesin
·
system pelumasan yang digunakan
·
umur mesin
·
dll.
Tingkatan mutu pelumas digolongkan oleh beberapa standar
(ketentuan). Standar yang lazim dipergunakan adalah standar menurut API Engine Service Classification atau
berdasarkan US Military Specification
dan pengujiannya harus mempergunakan mesin-mesin penguji. Tingkatan mutu dari
pelumas umumnya dicantumkan pada kemasan (drum/kaleng) pembungkus pelumas
tersebut. Dalam menentukan mutu pelumas yang sesuai untuk dipakai pada suatu
mesin ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, antara lain:
-
kondisi kerja mesin
-
bagian mesin atau
peralatan yang akan dilumasi
-
jenis bahan bakar yang digunakan
-
persyaratan mesin yang dikeluarkan oleh Engine builder, baik yang tercantum pada buku petunjuk maupun yang
tertempel pada body mesin.
Petunjuk dari engine
builders merupakan pedoman yang paling sesuai dalam menentukan
pelumas. Tingkat kekentalan pelumas yang ditunjukkan dengan angka/nomor SAE
bukanlah menunjukkan mutu pelumas. Semakin besar angka SAE berarti pelumas
semakin kental. Jadi mutu pelumas tidak diidentifikasi terhadap semakin
kentalnya pelumas. Sedangkan tingkatan mutu pelumas hanya ditunjukkan dengan
klasifikasi dari API Engine Service
atau klasifikasi lainnya yang menunjukkan unjuk kerja pelumas (lihat pada Tabel
5 API Engine Service Classification).
Pabrik pembuat mesin atau peralatan biasanya telah melakukan
pengujian mesin sebelum mesin-mesin diproduksi secara komersial. Pengujian
tersebut juga meliputi penentuan jenis-jenis bahan bakar dan pelumas yang
cocok, kemudian hasil pengujian tersebut dituangkan dalam buku instruksi mesin
yang berisi tentang cara perawatan mesin, service
periods dan persyaratan mutu pelumas yang dipergunakan.
Tabel 4 SAE VISCOSITY GRADES for ENGINE OILS
Tabel 5 Klasifikasi Performance Pelumas Mesin Bensin Menurut
API
BAB VI
PELUMAS YANG
DIPASARKAN TERDIRI DARI
MESIN-MESIN 2 LANGKAH DAN 4 LANGKAH
A. Mesin 2 Langkah
Sistem pelumasan pada motor 2 tak
atau 2 langkah berbeda dengan sistem pelumas motor 4 tak (4 langkah). Jika pada
motor 4 langkah pelumasan hanya memakai 1 macam oli saja, jika pada motor 2
langkah pelumasan terbagi menjadi 2 bagian/macam. Pelumas pertama untuk
melumasi bagian trasmisi saja, dan pelumas kedua untuk melumasi bagian ruang as-kruk atau bagian di belakang piston.
Pelumasan dibuat berbeda
karena ruang transmisi dan ruang engkol (kruk-as) terpisah. Pelumasan pada
ruang engkol dibuat tercampur dengan bahan bakar dengan perbandingan tertentu
dan kekentalannya lebih encer bila dibandingkan dengan pelumas untuk transmisi.
Tetapi dengan seiringnya kemajuan teknologi, pencampuran pelumas untuk ruang
kruk-as dan silinder dibuat sistem injeksi atau nosel.
Pada pelumasan mesin 2
langkah SUZUKI lebih dikenal dengan nama SUZUKI CCI atau
SUZUKI Crankshaft - Cylinder oil Injection yang artinya pelumas di injeksikan
ke kruk-as dan silinder. Biasanya sistem SUZUKI CCI mengalirkan pelumas dengan
bantuan pompa oli dari wadah oli ke 2 selang atau saluran, saluran pertama
bertugas melumasi laher as-kruk dan di teruskan ke setang piston untuk melumasi
pen piston. Saluran kedua bertugas melumasi dinding silinder dan salurannya
bermuara di lubang masuk bahan bakar(intake manifold). Dan sisa pelumasan akan
ikut terbakar bersama bahan bakar.
Untuk motor berkapasitas
mesin kecil, biasanya memakai tipe kopling basah. Nah untuk motor$20tipe 2 tak,
pelumasan kopling menjadi satu dengan pelumasan transmisi. Karena oli motor 2
tak tercampur dengan bahan bakar maka pada motor 2 tak hanya ada 2 ring piston
kompresi tidak ada ring oli seperti halnya motor 4 tak.
B.
Mesin 4 Langkah
Sistem
pelumasan mesin pada motor 4 langkah (4Tak) hanya menggunakan 1 macam oli untuk
melumasi seluruh bagian komponen mesin motor mulai dari komponen ruang bakar,
komponen kopling dan komponen Transmisi. Oleh sebab itu di butuhkan oli sesuai
dengan spasifikasi khusus untuk motor.
Sistem pelumasan untuk motor berbeda dengan sistem pelumasan
mobil meskipun sama - sama menggunakan mesin 4 langkah. Karena pelumasan pada
mobil antara ruang bakar,transmisi dibuat berbeda dan koplingnya dibuat sistem
kering seperti halnya motor matic.
Pada motor 4 langkah biasanya pelumas di simpan di bak kruk
as (crankcase) dan dialirkan ke seluruh komponen motor dengan bantuan pompa oli
dan biasanya disebut Wet sump system. Tetapi ada juga motor yang menyediakan
bak penampung pelumas secara terpisah di luar mesin motor atau biasa di sebut
Dry sump system.
1.
WET SUMP SYSTEM
Pelumas dari bak kruk-as dipompa ke ruang penggerak katup
untuk melumasi komponen noken-as, temlar (pelatuk), batang klep (katup) dan
akhirnya di kembalikan ke ruang kruk-as lewat ruang rantai kamrat. Untuk pelumasan
pada bagian silinder dan piston biasanya cuma mengandalkan gayungan atau
cipratan kruk-as saja, tetapi untuk motor modern seperti SUZUKI telah
menggunakan sistem nosel yang yang menyemprot langsung ke dinding silinder dan
pelumas akan di sapu ke bawah oleh ring piston pada saat langkah hisap maupun
langkah usaha. Untuk kopling dan transmisi biasanya cuma mengandalkan cipratan
pelumas saja pada saat mesin bekerja, tetapi ada juga yang mengambil pelumasan
dari pompa oli.
2.
DRY SUMP SYSTEM
Pelumas ditampung terpisah dalam tangki oli dan diberikan
tekanan pompa oli melalui saluran yang sama dalam sistem wet sump system.
Setelah melumasi oli kembali ke raung crankcase dan disalurkan kembali ke
tangki oleh pompa. Kopling dan transmisi dilumasi oleh cipratan oli dari pompa
ke tangki oli.
C. Pelumas yang dipasarkan untuk mesin 2 langkah dan 4 langkah
Pelumas
yang dipasarkan untuk mesin-mesin 2 langkah dan 4 langkah itu tergantung dari
kualitas dari pelumas itu sendiri, biasanya tingkat kualitas minyak pelumas
akan mengikuti harga dari minyak pelumas itu sendiri, kadang kala semakin mahal
harga suatu minyak pelumas maka akan semakin bagus kualitasnya pula.
Kualitas oli mesin merupakan
kemampuan oli untuk melakukan fungsi pelumas, semakin tinggi putaran mesin dan
kemampuan mesin menuntut kualitas oli yang semakin tinggi, untuk meningkatkan kualitas oli maka pada oli ditambahkan
bahan aditif.
Beberapa aditif yang terdapat di oli antara lain:
- Oxidation inhibition
- Detergents
- Dispersants
- Anti-foam preventers
- Corrosion and rust inhibition
- Anti wear additives
- Extreme pressure additives
Kualitas
oli diklasifikasikan berdasarkan standard API (American Petroleum Institut). Pada kemasan oli selain informasi viskositas
yaitu SAE juga terdapat tulisan API Service. API service pada oli mesin bensin
ditulis dengan hurup awal S diikuti abjad. Contoh : SA, SB, SC, SD,SE, SF, SG,
SH, SI, SJ. Semakin tinggi adjad semakin
baik kualitas oli, dari contoh tersebut kualitas oli yang paling baik adalah SJ.
Gb.
6.24 Kemasan oli pelumas produk
Pertamina
Nama
|
Kualitas
|
Penggunaan
|
Fastron
|
API
SJ/CF
|
Kendaraan
yang mensyaratkan kualitas SJ, yaitu kendaraan produksi tahun 1997 ke atas,
dapat pula digunakan untuk kendaraan dengan persyaratan sebelumnya.
|
Prima XP
|
API
SJ/CF
|
Kendaraan
yang mensyaratkan kualitas SJ, yaitu kendaraan produksi tahun 1997 ke atas,
dapat pula digunakan untuk kendaraan dengan persyaratan sebelumnya yaitu SH
dan sebelumnya.
|
Mesran
Super
|
API
SG/CD
|
Kendaraan produksi tahun 1989 ke atas
|
Mesran
|
API
SE/CC
|
Kendaraan produksi tahun 1971ke atas
|
Perbedaan oli
motor 2 tak dengan 4 tak dapat dilihat pula dari kode kualitas oli atau API
service. Pada motor 4 tak kode API service untuk motor bensin dengan awalan S,
misalnya SF,SH,SG, namun pada oli motor 2 tak API service dengan awalan T,
yaitu TA, TB, TC. Semakin tinggi adjad semakin baik kualitas oli, dari contoh tersebut
kualitas oli yang paling baik adalah TC.
JASO (Japanese Automobile Standard Organization) membuat standard
kualitas pelumas motor 2 tak dimulai dengan huruf F, yaitu FA, FB, FC.
Keuntungan
mesin 2 langkah(tak):
1)
Proses pembakaran terjadi
setiap putaran poros engkol, sehingga putaran poros engkol lebih halus untuk
itu putaran lebih rata.
2)
Tidak memerlukan klep,
komponen part lebih sedikit, perawatan lebih mudah dan relatif murah.
3)
Momen puntir untuk putaran
lanjutan poros lebih kecil sehingga menghasilkan gerakan yang halus.
4)
Bila dibandingkan dengan
mesin empat langkah dalam kapasitas yang sama, tenaga yang dihasilkan lebih
besar.
5)
Proses pembakaran terjadi 2
kali, sehingga tenaga lebih besar dari mesin 4 tak.
Kerugian
mesin 2 langkah(tak):
1.
Langkah masuk dan buang
lebih pendek, sehingga terjadi kerugian langkah tekanan kembali gas buang lebih
tinggi.
2.
Karena pada bagian silinder
terdapat lubang-lubang, timbul gesekan antara ring piston dan lubang akibatnya
ring piston akan lebih cepat aus.
3.
Karena lubang buang
terdapat pada bagian silinder maka akan mudah timbul panas.
4.
Putaran rendah sulit
didapat Konsumsi
pelumas lebih banyak, karena memakai 2 pelumas yaitu oli mesin dan oli
transmisi. Oli mesin ikut terbakar dengan bahan bakar.
Ciri-ciri
umum sepeda motor mesin dua langkah:
-
Sistem pelumasan mesinnya
dicampurkan kedalam bensin maka gas buang mesin dua langkah bewarna putih
-
Suara mesin lebih halus
karena setiap dua langkah terjadi satu kali pembakaran bensin
-
Pemakaian bahan bakar lebih
boros
-
Menggunakan dua fungsi pelumasan yaitu untuk
melumasi ruang engkol, piston, dan dinding silinder untuk pelumasan mesin serta
pelumasan transmisi.
-
Memiliki dua buah ring
piston, yaitu ring kompresi pertama dan ring kompresi kedua.
Contoh
motor SUZUKI yang memakai mesin 2 langkah (2 tak):
·
SUZUKI SATRIA 120 RU
·
SUZUKI TORNADO
·
SUZUKI BRAVO
·
SUZUKI ECONOS (A-100)
·
SUZUKI TS-125
·
SUZUKI TRS, dan lain – lain
Keuntungan
mesin empat langkah:
1.
Karena proses pemasukan,
kompresi, kerja, dan buang prosesnya berdiri sendiri-sendiri sehingga lebih
presisi, efisien dan stabil, untuk putaran dari rendah ke tinggi lebih lebar
(500-10000 rpm).
2.
Kerugian langkah karena
tekanan balik lebih kecil dibanding mesin dua langkah sehingga pemakaian bahan
bakar lebih hemat.
3.
Putaran rendah lebih baik,
dan panas mesin lebih dapat didinginkan oleh sirkulasi oli.
4.
Langkah pemasukan dan buang
lebih panjang sehingga efisiensi pemasukan dan tekanan efektif rata-rata lebih
baik.
5.
Panas mesin lebih rendah
dibanding mesin dua langkah.
Kerugian
mesin empat langkah:
a)
Komponen dan mekanisme
gerak klep lebih banyak, sehingga perawatan lebih sulit.
b)
Suara mekanis lebih gaduh
c)
Langkah kerja terjadi
dengan 2 putaran poros engkol, sehingga keseimbangan putar tidak stabil,
sehingga diperlukan engine balancer pada motor bersilinder tunggal sebagai
peredam getaran.
Ciri-ciri
umum sepeda motor mesin empat langkah:
Ø Gas
buang tidak berwarna (kecuali ada kerusakan).
Ø Bahan
bakar lebih irit.
Ø Menggunakan
satu minyak pelumas untuk melumasi ruang engkol, piston, dinding silinder dan
transmisi.
Contoh
motor SUZUKI yang memakai mesin 4 langkah (4 tak):
a)
SUZUKI SHOGUN
b)
SUZUKI SMASH
c)
SUZUKI SPIN
d)
SUZUKI SKYDRIVE
e)
SUZUKI SKYWAVE/HAYATE
f)
SUZUKI THUNDER
g)
SUZUKI NEX dan lain - lain
BAB VII
PELUMAS CHASIS / RODA GIGI
PELUMASAN SEMI PADAT (GEMUK)
A.
Pelumas
Industri otomotif terus
berkembang. Penjualan mobil di Indonesia diperkirakan melebihi 450.000 unit per
tahun, sedangkan motor mencapai 5 juta unit. Hal ini membuka celah bisnis yang
berhubungan dengan otomotif. Salah satu diantaranya minyak pelumas Produsen
selalu berupa menggunakan tehnologi terkini dalam proses pembutan pelumas agar
didapatkan produk berkualitas. Pemakaian tehnologi baru, masa pakai yang
panjang dari minyak pelumas, bertambahnya efisiensi kerja mesin, mencapai
efisiensi tertinggi badan pelumas dunia, sampai dengan ramah lingkungan menjadi
propaganda para produsen.
Sebanyak 650 juta liter pelumas
pertahun diperlukan pasar. Sayangnya tak semua kosumen pelumas benar-benar paham
mengenai pelumas. Kalaupun mulai mengerti, kehadiran advertorial cukup
menggoyang ‘keimanan’ kosumen, akhirnya konsumen harus menanggung segala resiko
kemudian hari. Bahkan dari pihak bengkel resmi pabrikan masih sedikit perbedaan
spesifikasi pelumas antar buku manual kendaraan dengan stiker panduan yang
menempel di kap mesin Harus diakui, kurangnya informasi terhadap standar mutu
pelumas mermbawa dampak terhadap para pemilik kenderaan. Masyarakat jadi salah
memahami. Karena sangat sayang terhadap kendaraannya, maka setiap bulan ganti
oli. Dalam pemahamannya makin sering oli maka akan semakin baik. Hal ini
ditambah lagi produsen pelumas, karena persaingan, selalu muncul dengan promosi
yang membingungkan para konsumen dalam memilih pelumas. Sebut saja merek Top
One, Castrol Penzoill, Shell, Evalube, Revtex, Fuchs, Petromas dan lain-lain,
yang beriklan dimana mana. Saat ini ada sekitar 200 merek pelumas beredar di
Indonesia.
Beberapa tahun lalu pabrikan mobil
hanya merekomendasi penggunaan pelumas hingga 2.500 kilometer. Namun saat ini
mobil mobil generasi terbaru merekomendasi pemakaian pelumas hingga 15 ribu
kilometer. Hal ini karena pelumas dibuat campuran base oil (bahan dasar
pelumas) dan aditif. Base oil biasanya berasal dari minyak bumi (mineral oil),
tapi ada juga yang berasal bukan dari minyak bumi. Pelumas demikian sering
disebut pelumas sentetis. Pelumas sintesis dapat dibuat dari minyak bumi atau
minyak nabati (vegertable oil). Konsumen sudah biasa memilih pelumas apakah oil
sentesis, semi sintesis atau mineral. 136 Yang jelas, musuh oli adalah panas,
Temperatur merupakan faktor utama terjadinya oksidasi. Oksidasi akan meningkat
dua kali lipat untuk peningkatan temperatur operasi sebesar 10 oC. Oksidasi
merupakan faktor utama yang membatasi umur pemakaian pelumas.
Pelumas bermutu baik memiliki
kemampuan mengendalikan kotoran yang masuk ke mesin. Pada pelumas mesin
terdapat aditif deterjen dan dispersant yang berfungsi untuk membersihkan
jelaga, varnish, dan lacquer (produk oksidasi yang dihasilkan dari
teroksidasinya lapisan tipis pelumas pada permukaan metal yang panas). Maka,
bila pelumas berubah warna, itu menunjukan bahwa deterjen dan disperant dalam
pelumas itu telah bekerja dengan baik sehingga mesin tetap bersih Kondisi
kendaran bermotor sangat diperlukan oleh pemeliharaannya. Dengan perawatan yang
baik, mobil akan selalu dalam kondisi prima. Bila asal asalan, maka kendaraan
akan sering ngadat. Perawatan yang tergolong sederhana tetapi sangat vital
adalah penggatian rutin minyak pelumas.
Meski sederhana, jenis perawatan
ini sering menyisakan persoalan pemilihan pelumas yang tepat dan hal-hal yang
berkaitan dengan penggantiannya. Pasalnya, pelumas dipasaran tidak hanya
berbeda merek tetapi juga memiliki berbagai spesifikasi. Selain itu pengantian
pelumas (untuk mesin) juga berkaitan dengan penggantian suku cadang lainnya
Dalam memilih pelumas jenis kegunaan, kekentalan dan mutu merupakan tiga hal
yang menentukan. Dari kegunaan, ada pelumas yang sangat kental seperti gel yang
biasa disebut grease atau gemuk. Begitu kentalnya gemuk akan menempel terus
kekomponen yang dilumasi dan tidak akan menetes, sehingga cocok untuk
komponen-komponen terbuka seperti engsel pintu, sendi sendi batang kemudian
(tierod), lengan suspensi, dan lain sebagainya. Untuk melumasi komponen yang
sifatnya lebih penting dan rumit seperti mesin, transmisi dan gardan
(diferensial), diperlukan pelumas yang lebih encer ketimbang gemuk. Pelumas
encer yang biasa disebut oli ini dapat bergerak luwes melalui permukaan
komponen yang saling bergesekan.
Selain itu kodisi yang lebih encer
ini memastikan setiap permukaanlogam tertutup pelumas Oli untuk mesin lebih
encer dari pada yang digunakan pada roda gigi (transmisi, gardan). Ini
dimaksudkan agar pelumas dapat disirkulasi melalui saluran-saluran kecil dan
sempit dalam mesin dengan lancar. Sedangkan pada roda gigi, pelumas disirkulasi
dengan bantuan putaran roda gigi itu sendiri. Dengan tingkat kekentalan tinggi
tinggi pelumas terangkat oleh gerigi roda, dan pelumas yang kental dapat meredam
suara gesekan lebih baik.
Jadi untuk membedakan pelumas
mesin dan pelumas roda gigi, dapat dilihat dari kekentalannya, atau dilihat
dari label kemasannya, engine oil atau gear oil. Dari semua jenis
pelumas, pelumas mesinlah yang paling penting karena didalam mesin terjadi
berbagai macam gesekan yang memerlukan pelicin supaya tidak mudah aus. Karena
kerja pelumas pada mesin lebih berat, maka penggantiannya harus lebih sering
dibandingkan dengan pelumas lainnya.
Berdasarkan bahan bakunya
dibedakan atas dua macam, mineral dan sintesis. Pelumas mineral berbahan dasar
minyak bumi. Setelah diolah, minyak bumi ditambah bahan- bahan aditif agar mutu
pelumas lebih baik. Pada pelumas modern bisanya bahan aditifnya cukup lengkap,
sehingga beberapa merek tidak menganjurkan penambahan aditif atau oil
treatment. Sedangkan jenis sintesis adalah pelumas berbahan dasar campuran
berbagai macam bahan kimia yang membuat di laborantorium. Umumnya, pelumas
sintesis mempunyai tingkat mutu yang lebih tinggi daripada pelumas mineral,
namun harganya lebih mahal. Tantangan pelumas adalah mengalir dengan mudah pada
waktu mesin start. Oil yang baik akan memberikan proteksi terhadap
bagian-bagian yang bergerak, terutama pada temperatur operasi yang relatif
tinggi. Ada empat macam kondisi yang harus dicermati dengan seksama, yaitu :
1.
Warna Pelumas
Setiap pelumas mempunyai formula
sendiri dalam hal pewarna. Merek yang satu berbeda dengan yang lain. Untuk
pelumas yang sedang kita pakai, agar kita dapat mengetahui kondisinya, tarik
atau cabut tongkat pelumas (oil sick) dari blok mesin. Setelah itu, perhatikan
warnanya. Jika warnanya seperti cokelat susu atau keputih-putihan atau mirip
emulsi, ini berarti ada campuran air didalam pelumas. Boleh jadi air dari luar
sudah masuk ke bak pelumas melalui celah mesin, biasa juga dari kebicoran
cairan pendingin. Warna pelumas bermacam-macam tergantung dari mereknya ada
yang berwarna merah, hijau tua, kuning atau ungu. Oli juga dibedakan atas
kekentalannya. Dalam kemasan atau kaleng pelumas, biasanya ditemukan kode huruf
dan angka yang menunjukkan kekentalannya. Contohnya SAE 40, SAE 90, SAE 10
W-50, SAE 5W-40, dan sebagainya. SAE merupakan kependekan Society of
Automotive Engineers atau ikatan ahli tehnik tomotif. SAE mirip organisasi
standarisasi seperti ISO, DIN, ZIS dan sebagainya, yang mengkhususkan diri
dibidang otomotif. Sedangkan angka dibelakang huruf tersebut menunjukkan
tingkat kekentalannya. Maka, SAE 40 menunjukan oli tersebut mempunyai tinggat
kekentalan 40 menurut standar SAE. Semakin tinggi angkanya semakin kental
pelumasnya. Ada juga kode angka multi grade seperti 10W-50 yang menandakan
pelumas mempunyai kekentalan yang dapat berubah–ubah sesuai suhu di sekitarnya.
Huruf W dibelakang angka 10 merupakan singkatan kata winter (musim dingin).
Maksudnya pelumas mempunyai tinggat kekentalan sama dengan SAE 10 pada saat
suhu udara dingin dan SAE 50 ketika udara panas. Oil seperti ini sekarang
sangat banyak di pasaran karena kekentalannya luwes (fleksibel) dan tidak
cenderung mengental saat udara dingin sehingga mesin mudah di hidupkan di pagi
hari.
2.
Jumlah Pelumas
Saat pelumas diganti dengan yang
baru, penunjukan pada oil dipstick harus berada pada tanda F (full) atau penuh.
Kemudian secara rutin dilakukan pemeriksaan. Perhatikan tanda ketinggian posisi
pelumas setiap kali tongkat pengukir dicabut. Kalau dalam satu bulan diperlukan
penambahan oli yang agak banyak (topping-up), setengah liter atau lebih, mesin
kendaraan patut dicurigai . Sebab penambahan pelumas dalam jumlah yang cukup
besar menandakan ada sesuatu yang tidak beres di dalam mesin tersebut.
3.
Keausan Mesin
Penyebab keausan sangat beragam,
antara lain adanya celah diantara komponen mesin yang bergesekan terlalu besar.
Akibat dari keausan yang sudah berat seperti itu, pelumas mengalami penguapan.
Penyebab lain misalnya kebocoran pada sejumlah komponen mesin, seperti saringan oli, seal yang sudah
rapuh, atau gasket yang sudah rusak.
4.
Kekentalan Pelumas
Kualitas oli tak ada hubungannya
dengan kekentalan oli. Sebenarnya masalah kekentalan ini hampir sama pada
setiap pelumas. Kekentalan pelumas yang baik akan bertahan dalam jangka waktu
pemakaian normal. Perhatikan jika ada campuran ”asing”. Artinya pelumas
bercampur karena kepala silinder dan blok mesin mengalami kerusakan. Jika
tercium bau bensin, meski kerusakan ini jarang terjadi, itu berarti ada
kebocoran pada selinder atau pada injector bahan bakar. Semua mesin kendaraan
membutuhkan pelumas yang berfungsi mendinginkan, mengurangi gesekan, serta
melindungi mesin dari keausan.
B.
Grease/Gemuk
Pelumas secara
fisiknya di kategorikan menjadi :
1. Pelumas
Cair
2. Pelumas Padat
Pada
bagian kesempatan ini penulis ingin share pengetahuan mengenai pelumas
padat/ Gemuk/ Grease.
Secara
klasifikasi pemakai Pelumas padat ini di kategorikan lagi menjadi :
1. Pelumas padat
untuk automotif
2. Pelumas padat
untuk industri
Secara
proses dalam pembuatan pelumas padat untuk industri dengan automotive
tidak banyak berbeda, yang membedakannya hanyalah additive yang di
campurkan dalam pelumas padat tersebut.
Lembaga
yang membuat spesifikasi teknik mengenai pelumas padat adalah NLGI
http://www.nlgi.com National Lubricating Grease Institute –
International technical trade association yang melayani industri pelumas gemuk
dan pelumas roda gigi
Definisi Gemuk
/ grease / pelumas padat adalah sebuah pelumas dengan kekentalan tinggi. Pada
awalnya gemuk digunakan untuk menyebut turunan dari lemak hewan, tetapi kini
gemuk secara umum digunakan untuk menyebut pelumas dengan viskositas
lebih tinggi dibanding minyak. Gemuk pada awalnya tersusun dari kalsium, adonan
sabun sodium/ lithium dengan pengemulsi minyak mineral. Gemuk adalah pelumas yang memiliki bentuk
setengah padat atau padat. Umumnya gemuk dibuat dari bahan oli pelumas cair
yang diberi tambahan pengental (thickening agent). Ada dua tipe utama dari
bahan pengental (thickening agent) yang biasa dipergunakan, yaitu metalic soap
dan non soap. Tipe metalic soap dipakai untuk mayoritas gemuk.
Kelebihan
fungsi gemuk yang bersifat padat
Kelebihan
gemuk adalah pelumasannya bersifat tahan lama tanpa perlu penambahan karena
gemuk tidak dapat mengalir atau menyebar. Kemudian gemuk juga bersifat perapat
sempurna untuk pencegah menempelnya benda-benda asing seperti kotoran, gas, dan
air pada permukaan yang dilumasi. Alasan lainnya karena gemuk mempunyai
daya tahan yang bagus terhadap beban tinggi.
Tujuan
penggunaan gemuk adalah untuk memperpanjang umur pakai komponen yang dilumasi. Gemuk
adalah pelumas untuk setiap komponen mobil dan motor yang bergerak. seperti
bantalan, engsel dan ball joint. Tujuan penggunaan gemuk adalah untuk
memperpanjang umur pakai komponen yang digemuki. Karena banyaknya jenis gemuk
yang beredar di pasaran, penggunaan gemuk harus disesuaikan dengan perangkat
yang akan dilumasi. Apalagi setiap gemuk memiliki kemampuan kerja yang berbeda.
Berikut ini
macam-macam
gemuk sesuai kegunaannya :
1.
Gemuk
dari bahan dasar sabun (lithium)
Lithium Soap Base Multi Purpose Grease (NLGI #2) memiliki spesifikasi tahan terhadap air dan panas. Penggunaannya pada komponen yang memiliki gerakan kontinyu, seperti mekanik kopling, steering linkage, propeller shaft, shackle pin, dan king pin.
Lithium Soap Base Multi Purpose Grease (NLGI #2) memiliki spesifikasi tahan terhadap air dan panas. Penggunaannya pada komponen yang memiliki gerakan kontinyu, seperti mekanik kopling, steering linkage, propeller shaft, shackle pin, dan king pin.
a.
Gemuk jenis ini banyak dipergunakan pada
bagian-bagian yang memerlukan
pelumasan periodik seperti bantalan roda, lengan penghubung kemudi, poros propeler, king pin,
sakel pin. Oleh karena itu sering
disebut gemuk serbaguna.
b.
Karakteristik
nya : siraman air dan tekanan suhu tinggi
tidak akan mengurangi kemampuan kerja dan daya tahannya.
tidak akan mengurangi kemampuan kerja dan daya tahannya.
2.
Gemuk
dari bahan dasar sabun molybdenum disulphidelithium Molybdenum Disulfide Lithium Soap Base Grease
(NLGI #2) merupakan gemuk berkemampuan tinggi dan mengandung tingkatan gemuk
lithium soap base dengan bahan tambahan molybdenum disulfide. Gemuk ini biasanya
disebut gemuk chassis spesial atau long life . Biasanya digunakan dalam area
yang tahan tekanan tinggi, seperti clutch, ball joints, suspension arms,
steering center arm, double Gardan Joints, constant velocity joints dan rack
and pinion steering gear.
a.
Gemuk
jenis ini biasanya dipakai pada komponen yang jarang diberi pelumasan seperti
ball joint, lengan suspensi, lengan
tengah kemudi, nakel kemudi, cross-joint, rack end dan rack pinion.
b.
Karakteristiknya
: lebih tahan dan juga bisa bekerja pada beban lebih besar daripada gemuk
serbaguna.
3.
Gemuk
karet
a.
Gemuk
ini biasanya digunakan untuk komponen rem.
b.
Karakteristiknya
: terbuat dari bahan nabati (karet) maka sifatnya mencegah komponen
karet mengambang.
4.
Gemuk
sintetik (synthetic lithium complex / hidroxy lithium complex)
a.
Gemuk
jenis ini harganya relatif lebih murah dari jenis yang lain.
b.
Karakteristiknya
gemuk ini memiliki kelemahan yaitu kurang tahan terhadap suhu tinggi sehingga
mudah memuai.
5.
Gemuk
All Purpose Lubricant.
a.
Gemuk
jenis ini harganya relatif murah namun kualitasnya tidak kalah bagus maka
sering dipakai di bengkel-bengkel.
b.
Karakteristiknya
: gemuk ini lebih encer dari gemuk nabati atau sintetik.
Secara singkat pembuatan pelumas Pelumas padat
adalah sebagai berikut :
-
Proses
pembuatan sabun (Saponification)
-
Penambahan
base oil, additive dan komponen lain
-
Penghalusan
struktur/serat
-
Pengeringan/penguapan
air dan material lain
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar